Kudus (45) mengatakan mulai enggan melaut dalam rentang waktu dua bulan terakhir. Pasalnya selain ancaman maut yang senantiasa menantinya di tengah laut, nelayan berdarah Bajo ini mengaku rugi
Kudus (45) mengatakan mulai enggan melaut dalam rentang waktu dua bulan terakhir. Pasalnya selain ancaman maut yang senantiasa menantinya di tengah laut, nelayan berdarah Bajo ini mengaku rugi karena biaya operasional selama melaut lebih besar ketimbang jumlah hasil tangkapan ikannya.
“Sebelumnya, rata-rata hasil harga jual ikan hasil tangkapan berkisar Rp. 500 ribu per hari. Tapi sejak cuaca buruk terjadi, paling besar saya hanya dapat Rp. 200 ribu sehari,” keluh Kudus.
Selain Kudus, hal yang sama juga dikatakan oleh Untung, nelayan asal pulau Lambasina Kecil. Menurutnya, biaya yang dia keluarkan untuk sekali melaut berkisar Rp. 200 ribu. Biasanya biaya itu dapat tertutupi kalau jumlah hasil tangkapan ikan juga melimpah.
“Sejak terjadi cuaca buruk, kita sudah mulai enggan melaut karena modalnya tidak kembali,” jelas imbuhnya.
Pantauan wartawan Zonasultra.com di pesisir perairan Kolaka, ombak air laut setinggi paha orang dewasa disertai angin kencang kerap terjadi dengan waktu yang tidak menentu. (**Saban)