JALAN PENGHUBUNG – Terlihat jalan penghubung menuju Kabupaten konawe Utara rusak parah dan putus akibat diguyur hujan sejak 12 mei lalu, sehingga membuat jalan berlumpur, licin dan berlubang hingga kedalaman 1 meter.(Jefri/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) terancam menjadi daerah terisolir. Pasalnya, jalan poros penghubung yang berada di sekitar wilayah Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe menuju Konut tak bisa dilintasi akibat hujan dan pengerjaan jalan oleh Balai Jalan Nasional (BJN) wilayah Sultra ll PTK 10,
Jalan trans Sulawesi yang sementara dalam pekerjaan dengan panjang puluhan kilo itu menggunakan anggaran APBN rusak parah, berlumpur, berlubang dan licin serta dipenuhi kubangan air lumpur dengan ketinggian satu meter di setiap badan jalan. Hal itu disebabkan air hujan yang terus turun hingga meluap masuk ke badan jalan.
Bahkan di beberapa titik jembatan yang dibangun juga jebol akibat tak mampu menahan beban kendaraan alat berat perusahaan yang melintas. Dampaknya rumah warga sekitar terancam banjir, jika hujan terus turun.
Wilayah penghasil nikel di Sultra itu, saat ini mengalami kesulitan pasokan sembilan bahan pokok (Sembako) dari luar daerah. Juga bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji karena akses jalan yang tak bisa dilintasi. Akibatnya, harga sembako melonjak naik terlebih memasuki bulan suci Ramadhan, di mana kebutuhan masyarakat semakin meningkat.
Sekretaris Komisi B DPRD Konut, Safrin mengungkapkan, selaku komisi yang membidangi masalah jalan pihaknya sangat menyayangkan sikap kontraktor dan pemerintah terkait selaku penanggung jawab, karena dinilai tidak koperatif dan tidak secepatnya melakukan perbaikan. Padahal pekerjaan tersebut telah berjalan sejak 2015 lalu.
Legislator asal Partai Golkar itu mengaku telah menyarankan agar pihak kontraktir segera mengerjakan jalan agar tidak membahayakan, menyiapkan alat berat setiap titik jalan yang dianggap rawan agar kendaraan yang tertanam segera dievakuasi. Selain itu, kubangan lumpur segera dikeruk dan diturunkan pasir kali serta membatasi kedaraan melintas yang kapasitanya mencapai 20 ton. Namun, mirisnya hal itu tak diindahkan.
“Sebagai penyambung lidah rakyat dan pengguna jalan kami sangat perihatin masalah ini. Kami tekankan pihak terkait segara melakukan perbaikan, kalau dibiarkan seperti ini Konut akan kembali di tahun 70an, tidak memiliki akses jalan darat justru yang ada lewat laut yang sangat beresiko dan otomatis kita akan jadi daerah terisolir,” ungkap Safrin dengan nada tinggi ditemui, Minggu, (28/5/2017).
Ketua DPD Golkar ini menuding perbaikan jalan itu sebagi tindakan mal praktek karena tak adanya keprofesionalisme dalam bekerja, serta tidak tersturktur dan sistematis sehingga membuat jalan tak kunjung selesai
“Kalau begini kan yang dirugikan pengguna jalan, dulu jalan lewat morosi itu masih bisa dilalui kendaraan tapi sekarang malah menjadi ancaman bagi pengendara yang melintas. Mana lagi ada bekas galian jalan yang dalamnya belasan meter, kalau jatuh di situ orang jelas langsung mati,” tutupnya. (B)
Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Kiki