Ibadah puasa yang di perintahkan oleh Allah S.W.T menjadi ibadah yang wajib di laksanakan oleh seluruh ummat muslim, dan Ibadah puasa juga tergolong sebagai ibadah mahdhah. Yang di maksud dalam ibadah mahdhah adalah suatu ibadah yang sudah di tentukan sayarat dan rukunnya, dalam artian pelaksanaan ibadah harus memenuhi syarat sebelum dan ketika pelaksanaan ibadah. Ibadah puasa memang menjadi ibdah yang berat karena harus menahan rasa lapar dan haus selama kurang lebih 14 jam. Namun demikian, Allah menjamin kesehatan bagi hambanya yang melaksanakan ibadah puasa dengan hati yang ikhlas, tanpa tekanan, dan berniat untuk mendekatkan diri kepadaNya.
Puasa merupakan prosesi menggodok fisik dan mental. Secara fisik adalah prosesi dekonstruksi fisik dan secara mental. Puasa adalah untuk mengembangkan sikap dan tindakan agar menjadi semakin baik. Puasa merupakan sarana untuk mengembangkan semua dimensi kemanusiaan. Misalnya kasih sayang kepada orang miskin, sabar menghadapi kehidupan yang keras, membangun solidaritas sesama umat manusia dan sebagainya. Sehingga Allah memerintahkan hambanya untuk berpuasa agar kita perlu sadar untuk lebih banyak bersyukur lagi dengan apa yang kita miliki hari ini. Perlu di sadari bahwa ibdah puasa adalah ibadah yang bersifat privasi. mengapa demikian, karena pelaksanaan ibadah puasa hanya di ketahui oleh orang yang melaksanakan puasa itu sendiri dan Allah. Sekalipun ibdah puasa di lakukan secara serentak terhadap suatu negara akan tetapi kerahaisaan ibadah puasa hanya di ketahui oleh orang yang melaksanakan puasa itu sendiri dan Allah. Bisa saja hendak seseorang makan atau minum secara sembunyi-sembunyi tetapi teman, dan keluarganya mengetahui dia sedang berpuasa. pada kenyataanya tidak. Sehingga posisi ibadah puasa mendapatkan urutan ke 4 dalam rukun islam untuk menegaskan lagi bahwa menjadi salah satu syarat seseorang di anggap sebagai seorang muslim adalah dengan berpuasa.
Masuknya era modernisasi menjadi tantangan yang berat bagi ummat muslim terkhusus di indonesia yang menjadi negara ke 5 mayoritas ummat muslimnya. Tantangan yang di hadapi sekarang bukan hanya tantangan menahan haus dan lapar saja, tetapi beragam tantangan kerap muncul di zaman moderen. kebanyakan orang yang puasa tidak melakukannya secara memadai. Hal ini diindikaskan dengan masih banyaknya berbagai tindakan yang tidak relevan dengan tujuan puasa. Masih banyak persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di Indonesia. Di dalam kenyataannya masih terdapat berbagai penyimpangan tersebut. Sehingga melaksanakan ibadah puasa menjadi lebih berat di era modernisasi. Kemajuan teknologi menjadi indikator yang signifikan memberikan dampak dalam pelaksanaan ibadah puasa. Dalam artian bahwa dengan sarana fasilitas yang memadai dapat mempermudah dalam mengakses beragam informasi. Memang dengan beragam fasilitas era moderen bisa memberikan dampak yang positif akan tetapi perlu di ingat akan hal negatifnya juga.
Kehadiran media sosial bisa di katakna menjadi ancama secara tidak langsung dalam pelaksanaan ibadah puasa. Mangapa demikian, media sosial berupa line, instagram, facebook, dan lain sebagainnya menjadi salah satu tempat pengakses informasi, selain mengakses informasi yang bersifat positif, pengumbaran aurat kerap dilakukan, pemfitnahan, mencaci maki menjelekan suatu pihak, bahkan berdebat yang tidak bermanfaat sudah banyak terjadi. Kehadiran teknologi yang canggih tidaklah di larang akan tetapi bentuk pemanfaatannya terkadang kurang tepat. Rasionalisasi selain di atas juga adalah terkadang hadirnya teknologi yang canggih membuat pengguna bisa lupa waktu. Dalam pelaksanaan ibadah puasa perintah yang seharusnya di lakukan adalah bagaimana hubunga antara hamba dan tuhannya lebih di pererat. Kegiatan bersifat ibadah menjadi hal yang di haruskan ketika pelaksanaan ibadah puasa, akan tetapi terkadang kita luput dalam dunia maya sehingga kita meninggalkan dunia nyata. Sibuk berchatinggan dalam dunia maya, mengakses informasi, foto kegiatan dan sebagainya menjadi hal pokok di era modernisasi pada hakekatnya kegiatan di dunia maya hanyalah pengisi waktu cela saja, akan tetapi dogmalah yang membuat hal tersebut menjadi budaya.
Pelaksanaan ibadah puasa yang di perintahkan menjadi ajang seluruh ummat muslim untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya, melaksanakan ibadah setinggi-tingginya dan masih banyak lagi hal bersifat rohani mengenai hubungan antara manusia dengan Allah S.W.T yang hendak di lakukan. Bulan romadhon yang di sebut dengan bulan sebagai bulan seribu bulan, bulan penuh rahmat, dan bulan tertutupnya pintu neraka dan terbuka lebarnya pintu surga hendaknya dapat di manfaatkan bagi ummat muslim. Masuknya indonesia di arus moderenisasi ini lah yang menjadi tantangan di bulan romadhon. Selain tantangan ummat muslim penjelasan di atas terdapat beragam tantangan yang harus di hadapi. Sebagai contoh saja ketika masuknya di penghujung romadhon di sanalah kita melihat hampir seluruh tempat ibadah sepi, dan tempat perbelajaan semakin ramai. Berlomba-lombanya manusia uuntuk menyambut bulan syawal atau hari raya idulfitri menjadi praktek yang seharusnya tidak di benarkan. Pengalihan pengunjung dari tempat ibadah beranjak ke mall dan tempat perbelanjaan lainnya hanya berorientasi untuk menghias diri masing masing sebelum berakhirnya ibadah puasa dan masuknya hari raya.
Demikianlah tantangan era modernisasi di indonesia yang sudah membudaya. Hendaknya di bulan romadhon menjadi bulan penuh ampunan maka kegiatan pendekatan diri terhadap sang pencipta harus di perbanyak. Perubahan gaya hidup masa kini dengan bentuk pakaian yang semakin kurang bahan dalam arti baju yang hampir fulgar juga harus kita hindari, apabila perubahan gaya hidup masa kini sudah tidak bisa di hindari bukan berarti kita harus mengikuti arus, tetapi bagaimana sebagai seorang muslim dapat memperingati saudara-saudara kita yang lainnya. Nabi Muhammad S.A.W bersabdah yang artinya : “barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah kemau merubah dengan tanganmu, apabila tidak bisa maka rubahlah dengan dengan lisanmu, dan apabila tidak biasa maka rubahlah dengan hatimu, dan apabila tidak bisa maka itulah serendah-rendahnya iman”.Dan Allah S.W.T juga telah berfirman dalam surat Al-Ashr yang artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” Maka hendaknya kita terus saling mengingatkan kepada saudara-saudara kita untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan. Derasnya arus modernisasi jangan sampai menghentikan gerakan kita sebagai seorang muslim untuk terus mengingatkan saudara-saudara lainnya untuk terus berbuat kebaikan.
Oleh: Achmad Nur Cholis
Penulis Merupakan mahasiswa fakultas fisip Universitas Muhammadiah Malang