Jayadi, kakek berusia 61 tahun yang bermukim di Jalan Lasolo Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Barat (Rasman/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bencana banjir dan longsor yang menerjang Kota Kendari beberapa waktu lalu menyisakan cerita pilu bagi warga yang menjadi korbanya.
Salah satunya adalah Jayadi, kakek berusia 61 tahun yang bermukim di Jalan Lasolo Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Barat tak akan pernah melupakan kejadian pada Rabu 31 Mei 2017. Hari itu Rabu kelabu, baginya. Banjir tak hanya memporak-porandakan rumah yang ia tempati bersama keluarga tercintanya. Banjir telah menyebabkan longsor hingga merenggut nyawa anak perempuanya, Almaul Husna. Putrinya yang baru berusia 16 tahun, meninggal tertimbun tanah longsor saat tengah tertidur. Saat kejadian dia bersama anggota keluarga lain berada di luar rumah.
“Saat itu saya sibuk untuk menyelamatkan barang-barang, tiba-tiba saya dengar suara gemuruh ternyata tanah longsor. Saat itu dia sendiri di dalam rumah,” kenang Jayadi menceritakan kejadian nahas yang menimpa putrinya.
Meski masih dirundung duka. Dia harus tegar toh hidup harus terus berlanjut. Dia harus memikirkan isteri dan ke sembilan anaknya.
“Saya berusaha tegar dan menganggap bencana longsor yang menimpanya sebagai cobaan dan mesti dihadapi walaupun sedang menjalankan ibadah puasa,” tuturnya saat dijumpai di rumahnya Selasa 6 Juni 2017.
Tetap Berpuasa Meski Tertimpa Musibah
Kini Jayadi berusaha bangkit dari kesedihanya. Dia menganggap dibalik sebuah peristiwa ada hikmah yang bisa dipetik. Terlebih di bulan ramadhan ini. Ia berharap berkah ramadhan menghinggapi dirinya dan keluarganya. Jadi meski tengah dilanda kesedihan dan himpitan hidup, dia dan keluarga tetap fokus menjalankan ibadah puasa.
“ Ini cobaan yang berat ditengah kami menjalankan ibadah puasa. Saya meyakini, cobaan yang diberikan ada hikmahnya. Dan saya berdoa kami bisa melewati cobaan ini,” ujar kakek yang bekerja sebagai pemulung itu.
Salah satu kebaikan yang sudah dirasakan olehnya adalah bantuan dari tetangganya yang meminjamkan rumahnya untuk ditempati keluarganya.
“Salah satu bukti bahwa Alllah swt senantiasa peduli pada umatnya yang tertimpa bencana sudah saya rasakan. Ini terbukti, dengan tetangga saya Pak Bakri yang telah menyediakan rumahnya untuk saya tempati bersama keluarga sampai rumah saya yang tertimpa longsor dibenahi,”jelasnya.
Meski begitu hujan yang masih mengguyur Kota Kendari pasca bencana longsor, masih membuat Jayadi resah. Dia khawatir bencana serupa akan kembali terjadi.
Bahkan jika dirinya harus memilih Jayadi berkeinginan membawa keluarganya pindah dari Jalan Lasolo. Sebab dirinya terus dihantui ketakutan akan bencana longsor yang sewaktu-waktu bisa kembali menimpa keluarganya.
Terkait kepergian putrinya Alma yang tertimpa longsoran tanah, dirinya hanya berharap tidak ada lagi keluarga di Kota Kendari yang mengalami kejadian serupa.
“Ketika anak saya dibawa ke rumah sakit Santa Anna oleh anggota kepolisian, saya tentunya berharap nyawanya masih bisa tertolong. Tetapi kehendak Allah berkata lain,”kenangnya.
Berkah Ramadhan, Bantuan Berdatangan
Untuk bantuan kepada keluarga yang sejak tahun 1978 datang ke Kendari tersebut baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat dan organisasi kemasyarakatan sudah diterimanya. Bantuan seperti sandang berupa pakaian bekas serta bantuan pangan seperti beras, minyak goreng dan mie instan.
Khusus untuk bantuan perbaikan rumahnya, Jayadi menyerahkan sepenuhnya kepada RT dan pihak kelurahan Sanua untuk mengurusnya.
Diakui Jayadi pasca bencana longsor yang menimpa keluarganya, dirinya tetap menjalankan pekerjaanya sebagai pemulung. Hal itu tetap dilakukannya karena dia menyadari, untuk menghidupi keluarganya dia mesti tetap bekerja.
“Saya tidak mungkin terus-terusan menggantungkan hidup atas bantuan orang lain. Jadi kembali beraktivitas secara normal saya berkeyakinan dibulan suci ramadhan ini akan bisa memberikan sebuah hidayah buat keluarganya,”ungkapnya. (B)
Reporter : M Rasman Saputra
Editor : Tahir Ose