UNJUK RASA – Himpunan Masyarakat (Hipma) Lasolo saat melakukan aksi unjuk rasa (19/6/2017) kemarin. Mereka menuntut agar aktiftas SPBU Belalo, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara dihentikan karena diduga melakukan pengisian BBM ilegal kepada penampung tanpa dilengkapi izin resmi. (Jefri/ZONASULTRA.COM).
ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Kenaikan harga tabung Liquefied Petroleum Gas ( LPG) ukuran tiga kilo gram di kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra), disinyalir akibat kenakalan pihak Stasiun Pengisihan Bahan Bakar Umum (SPBU) Belalo yang menjual diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Pasalnya, SPBU yang juga merupakan pangkalan penjualan tabung gas tersebut menjual diatas standart yang ditetapkan Pertamina yaitu seharga Rp 23 ribu pertabung. Padahal, sebagai agen penyalur pihak SPBU wajib menjual gas ukuran ekonomis itu dengan harga Rp 20 ribu per tabung gas kepada masyarakat.
Akibatnya, sejumlah pengecer menjual gas tabung berwarna melon itu dengan harga yang sangat mahal, sekitar Rp. 27 ribu per tabung.
Koordinator Himpunan Masyarakat (Hipma) Lasolo, Musriawan mempertanyakan tugas dan fungsi pengawasan pemeritah dan lembaga terkait menindak lanjuti persoalan tersebut.
Menurutnya, ulah pihak SPBU Belalo itu sudah meresahkan warga. Terlebih warga yang tengah menghadapi bulan suci ramadahan dimana kebutuhan konsumen gas LPG terus meningkat.
“Tidak hanya masalah harga saja tapi kekosongan tabung gas di SPBU Belalo ini sering terjadi hingga membuat masyarakat resah. Kami belum tau didrop kemana gasnya yang kami herankan begitu datang sebentar saja langsung habis, masyarakat belum dapat, gas sudah tidak adami,” kata Musriawan, melalui via telefon, Selasa (20/6/2017).
Dugaan permainan harga gas elpiji SPBU Belalo hingga menyebabkan kekosongan ini juga mendapat tanggapan miring dari salah satu pengguna akun media sosial (Medsos) bahwa, hal yang tidak masuk akal tabung gas elpiji yang dikirim satu mobil kounteiner bisa habis dalam waktu kurang dari dua jam.
“Masa 1 mobil tidak cukup dua jam gas elpijinya habis lagi. Saya curiga belum berangkat dari kendari ke konut mereka sudah baku telfon-telfonmi yang mau datang tada di belalo pembeli besar. Akhirnya masyarakat baku kejar-kejarmi. bahkan, tidak kebagian warga desa sekitar Belalo, Basule dan Lametoono,” tulis Alif jaya dalam postingan akun konawe utara bangkit.
Berita Terkait : Diduga Jual BBM Ilegal ke Penampung, Hipma Lasolo Demo SPBU Belalo
Sementara itu pihak Meneger SPBU Belalo, Nina yang berhasil dihubungi melalui via telefon mangatakan tidak tahu menahu persoalan tersebut.
“Saya tidak tau soal itu,”Singkat Nina langsung mematikan telefon.
Sebelumnya, pihak SPBU yang diketahui milik haji Tarika itu sempat di Demo oleh sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Hipma Lasolo karena diduga melakukan penjualan BBM kepada para penampung BBM hingga puluhan jaregen dengan harga miring yang diduga tidak memiliki isin resmi yang dianggap melanggar UU nomor 22 tahun 2001 tentang penjualan BBM bersubsidi. (B)
Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Abdul Saban