ANTAM – General Manager PT Antam UBPN Sultra Tri Hartono menyerahkan potongan tumpeng kepada salah satu karyawannya dalam acara peringatan HUT Antam ke 49 di lapangan Patepo, kompleks Antam Pomalaa, kabupaten Kolaka, Rabu (5/7/2017). (Abdul Saban/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Dalam usianya yang ke 49 tahun keberadaan PT Aneka Tambang (Antam) Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara (Sultra) di kecamatan Pomalaa, kabupaten Kolaka telah banyak memberikan kontribusi tehadap pembangunan.
General Manager PT Antam UBPN Sultra Tri Hartono menyatakan, saat ini usia korporasi sudah cukup dewasa bagi sebuah perusahaan dalam mengelola usahanya. Tentunya dalam rentang waktu yang panjang itu telah banyak dihadapi perubahan-perubahan lingkungan bisnis yang secara alami menempa Antam untuk tetap survive dan semakin kuat .
“Sudah cukup banyak kemajuan yang dicapai oleh perusahaan sehingga sampai saat ini masih eksis dalam menjalankan usaha khususnya di UBPN Sultra,” kata Tri Hartono dalam sambutannya di upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PT Antam ke 49 di lapangan Patepo, kompleks Antam Pomalaa, kabupaten Kolaka, Rabu (5/7/2017).
Menurut dia, ditengah besarnya tantangan yang dihadapi perusahaan tambang nikel BUMN tahun 2016 dengan diwarnai dengan sejumlah peristiwa sosial maupun ekonomi, namun Antam masih dapat menorehkan kinerja yang sangat membanggakan dengan memproduksi Ferronikel sebesar 20,293 TNi dan penjualan Feronikel sebesar 20.887 TNi.
Hal itu merupakan capaian produksi dan penjualan tertinggi dalam sejarah selama Pabrik Feronikel beroperasi di Pomalaa.
Tak hanya itu, tahun 2016 lalu, Antam UBPN Sultra juga mampu melakukan efisiensi di segala sektor sehingga kita bisa menekan biaya operasi pabrik sebesar 3.39 USD/lb Ni. Inilah yang mengukuhkan Antam menjadi salah satu produsen feronikel dunia dengan biaya operasi terendah.
“Sehingga secara umum di tahun 2016 UBPN Sultra memberikan kontribusi yang cukup besar kepada ANTAM secara korporasi,” terangnya.
Secara garis besar capaian Kinerja UBPN Sultra sampai dengan di kuartal II-2017 juga menunjukkan kinerja yang positif. Diantaranya mampu mempertahankan status Zero Accident untuk kinerja keselamatan kerja. Ini menjadi bukti bahwa Antam menempatkan keselamatan kerja pertambangan menjadi prioritas utama dalam operasi.
Selain itu, Tri Hartono juga mengungkapkan, bahwa diawal tahun ini pihaknya berhasil menyelesaikan pekerjaan replacement roof dan sinkronisasi pekerjaan di FeNi 3, yaitu pekerjaan relining HAG RD3, eelining RK3 dan modifikasi slag pond 3 sesuai target, berkualitas, dan sesuai platform anggaran. Sehingga FeNi3 bisa beroperasi kembali sesuai kapasitas design.
Tak hanya itu, di saat yang sama, Antam UBPN Sultra juga berhasil menyelesaikan perbaikan transformer furnace 4 dengan waktu lebih cepat sebulan dari yang direncanakan, sehingga beroperasi kembali sesuai kapasitas desainnya.
” Untuk kinerja operasi awal tahun ini kami berhasil memproduksi Feronikel 9.326 TNi atau meningkat 12% dari pencapaian tahun 2016, poduksi bijih nikel HGSO mencapai 383, 494 wmt atau meningkat 398.7% dari pencapaian tahun lalu. Sedangkan produksi bijih nikel LGSO 400.027 wmt. Dimana tahun lalu kami tidak melakukan produksi untuk jenis ini,” terang Tri Hartono.
Sementara kinerja operasional Antam UBPN Sultra pada kwartal satu tahun ini terlihat belum optimal mengingat adanya perbaikan di line 3 dan line 4. Akan tetapi dengan selesainya perbaikan pada dua line itu, dia berharap produksi feronikel sudah mengalami peningkatan yang signifikan di kwartal kedua tahun ini sebagai modal untuk mencapai target produksi feronikel di tahun 2017.
Hal yang menggembirakan bagi Antam tahun ini adalah adanya regulasi pemerintah yang membolehkan ekspor bijih nikel kadar dibawah 1.7% kepada PT ANTAM yang yang selama ini belum termanfaatkan.
“Hal ini tentunya menjadi momentum positif yang akan meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan,” katanya. (*)
Penulis: Abdul Saban