PEMBANGUNAN MASJID – Pembangunan Masjid Al Amin Desa Matanggonawe Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe Utara yang menggunakan dana hasil swadaya masyarakat, Jumat (14/7/2017).(MURTAIDIN/ZONASULTRA.COM).
ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Jika pembangunan masjid di semua daerah mendapat prioritas bantuan dari pemerintah, maka tidak demikian di Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Inisiatif warga desa Matanggonawe, kecamatan Lasolo, di kabupaten itu dengan membangun masjid Al Amin tanpa mengandalkan bantuan pemerintah daerah merupakan akibat minimnya perhatian pemerintah daerah (Pemda) setempat terhadap keinginan warganya untuk memiliki masjid yang baru.
Kepala Desa Matanggonawe Limpo mengatakan, hingga saat ini pembangunan masjid di desanya belum tersentuh bantuan anggaran dari pemerintah daerah.
Menurut dia, pihaknya sudah pernah mengusulkan proposal bantuan pembangunan masjid ke Pemda Konut.
“Tapi alasan pemda persoalan anggaran. Tapi kan setidaknya yang sudah dapat nda usah dulu, kasihmi dulu yang belum pernah dapat,” ujar Limpo, Jumat (14/7/2017).
Padahal, saat itu Limpo mengaku sangat berharap dapat dibantu oleh Pemda. Utamanya untuk menyewa alat berat guna merobohkan bangunan lama serta untuk menimbun pondasi masjid yang baru dibuat. e
Namun karena Pemda Konut menolak permohonan bantuan mereka, terpaksa Limpo harus menggunakan isi celengan kotak amal serta dana patungan dari warganya untuk membiayai pekerjaan itu.
“Kami sewa alat berat dari hasil celengan kotak amal pada bulan suci ramadhan dan hari raya idul fitri bulan Juni kemarin,” katanya.
Kompi sendiri terbantu dengan sisa saldo ADana Desa (DD) tahun ini. Sehingga selain hasil swadaya warganya, pembangunan infrastruktur ibadah ini juga menggunakan dana tersebut. Namun nilainya tidak seperapa. Hanya sekitar Rp.20 juta sementara total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp.1,2 miliar.
“Untung hanya kepala tukang yang kami bayar, batu gunung saya tidak beli dan bantuan semen 250 sak,” urainya.
Dia menambahkan, sejak masjid tersebut dibongkar beberapa bulan yang lalu, pada bulan suci ramadhan warganya terpaksa menggunakan balai desa untuk melaksanakan shalat tarawih. (B)
Reporter : Murtadin
Editor : Abdul Saban