ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat indeks nilai tukar petani (NTP) Sultra pada Juli 2017 sebesar 93,06 atau mengalami penurunan 1,40 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar 94,38.
Penurunan ini mengartikan bahwa pengeluaran untuk membiayai produksi untuk bertani lebih besar jika dibandingkan dengan penerimaan yang dihasilkan. Tentunya, indeks yang baik itu diatas 100 sesuai standar BPS.
Kepala BPS Sultra Atqo Mardiyanto mengatakan jika BPS mencatat indeks NTP pada subsektor tanaman pangan (NTPP) 86,89, hortikultura (NTPH) 87,90, tanaman perkebunan rakyat (NTPR) 87,85, peternakan (NTPT) 104,48, dan perikanan (NTNP) 113,86.
“Kesejahteraan petani tiga subsektor tanaman pangan, holtikultura, dan tanaman perkebunan rakyat tersebut masih sangat rendah dan lumayan berat,” ujar Atqo saat rilis berita resmi statistik di Kantor BPS Sultra, Selasa (1/8/2017).
Dia menyebutkan jika Juli 2017, Sultra mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,94 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada semua kelompok pendukung seperti kelompok bahan makanan naik sebesar 1,88 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,36 persen.
Lanjutnya, perumahan 0,03 persen, sandang 0,09 persen, pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,83 persen, serta transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,03 persen. Sedangkan, kesehatan mengalami penurunan sebesar 0,01 persen.
Sementara itu, indeks NTP Nasional sebesar 100,65 atau naik sebesar 0,12 persen dari sebelumnya 100,53. Pada Juli 2017, secara nasional 10 provinsi mengalami kenaikan indeks NTP, sedangkan 23 provinsi lainnya mengalami penurunan indeks. Kenaikan tertinggi di Jawa Timur sebesar 0,89 persen, sedangkan penurunan terbesar di Sulawesi Tenggara sebesar 1,40 persen. (B)
Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati