Kemenpar Gelar FGD Strategi Pemasaran Pariwisata di Kupang NTT

pesona indonesia, wonderful indonesia
Ilustrasi
pesona indonesia, wonderful indonesia
Ilustrasi

 

ZONASULTRA.COM, KUPANG – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Forum Group Discussion (FGD) Pengembangan Strategi Pemasaran 10 Destinasi Prioritas Pariwisata di Aston Kupang Hotel & Convention Center Kupang, NTT pada 10-12 Agustus 2017.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan, FGD yang dihadiri 60 peserta dari unsur pentahelix (lembaga, pelaku industri, asosiasi, akademisi, komunitas, serta media) bertujuan untuk menjaring masukan, ide, dan gagasan.

Pesertanya adalah yang terlibat dalam bidang pemasaran pariwisata di Nusa Tenggara Timur, khususnya Labuan Bajo. Selain itu kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi praktis dalam mengembangkan strategi pemasaran pariwisata 10 (sepuluh) destinasi prioritas.

“Hasil diskusi dari berbagai narasumber ini, nantinya akan disimpulkan, yang akan dijadikan bahan untuk menyusun rancangan strategi pemasaran khusus pariwisata di labuan Bajo. Selain itu juga membuat proyeksi target pasar 2017 dan 2018 pada destinasi wisata bahari Labuan Bajo melalui pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif,” ujar Esthy yang juga diamini Plt Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Hariyanto.

Esthy menambahkan, acara ini begitu sangat penting karena keindahan panorama 10 Destinasi Prioritas Pariwisata di Labuan Bajo merupakan pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman) ke Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal itu yang mendorong Kemenpar menggelar FGD dan nantinya bisa dijadikan referensi dalam menyusun target pasar pariwisata di Labuan Bajo di tahun berikutnya. “Nantinya akan dijadikan rekomendasi strategi yang tepat dalam melakukan pemasaran wisata bahari di salah satu destinasi wisata 10 Bali Baru,” katanya.

Sementara itu Hariyanto menjelaskan, FGD Strategi Pemasaran Pariwisata 10 Destinasi Prioritas Pariwisata sudah kali ke-3 dilaksanakan sebelumnya sudah dilaksanakan di Jakarta (10/7) , Mandalika (3/8) dan ketiga di Kupang yang membahas strategi pemasaran pariwisata di Labuan Bajo.

Selanjutnya akan diadakan di Tanjung Lesung (23/8). Untuk mematangkan semuanya, seluruh stakeholder pariwisata yang berjumlah kurang lebih 60 orang di NTT ikut diundang ke acara tersebut.

Unsur Pentahelixnya lengkap. Goverment-nya diwakili dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kupang; BAPPEDA Provinsi NTT, BPS Prov. NTT, Badan Promosi Pariwisata Daerah NTT, Tourist Information Center semua ikut dilibatkan. Sementara unsur bisnisnya diwakili pelaku industri pariwisata seperti maskapai penerbangan (Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Group, Kalstar).

“Asosiasinya juga ada PHRI, ASITA, HPI NTT, Akademisi (Akademi Pariwisata Kupang, Politeknik Negeri Kupang), Komunitasnya ada Generasi Pesona Indonesia (GenPI) NTT, satunya lagi media nasional,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata NTT yang diwakili Kabid Pengembangan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Falentinus Bhalu mengatakan, NTT kali ini memiliki tagline “New Tourism Teritory” hal itu sebagai motivasi untuk seluruh masyarakat NNT guna mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan ke NTT.

“Labuan Bajo merupakan pintu masuk wisatawan. Kita perlu bangga, NTT ini daerah kaya, diberikan oleh Tuhan kekayaan dan keindahan alam, yang luar biasa. Tetapi kita masyarakat NTT jangan hanya sebatas mensyukuri, pariwisata harus dimanfaatkan masyarakat NTT itu sendiri khususnya. Apabila pariwisata itu berkembang, dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi kita akan berubah,” ucapnya.

Tampak hadir sebagai narasumber FGD kali ini, Pesron in Charge (PIC) Tim Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Labuan Bajo Shana Fatina, Praktisi Pariwisata Ary Basuki.
Menanggapi FGD itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, upaya melejitkan 10 Destinasi Prioritas memang harus melalui pemantauan dan evaluasi. Dan hal itu, harus ada sinergi dari semua pihak.

“Pertimbangan segala aspek itu hal yang sangat penting, untuk membangun sebuah kawasan pariwisata. Karena itu sejak mendesain awal, kami melihat sisi kekuatannya,” jelas Menpar Arief Yahya.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah harus melakukan sebuah penilaian terhadap kesiapan daya saing dari 10 destinasi prioritas pariwisata di Indonesia tersebut secara kuantitatif, ini harus kita lakukan untuk bisa menggolkan target-target kita.

“Maju serentak dalam konsep Indonesia Incorporated. Pemantauan dan evaluasi harus dilaksanakan untuk memenangi persaingan,” kata Menpar Arief Yahya. (*)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini