Jumrah Umar, JCH Asal Kolaka Meninggal di Mekkah

Jumrah Umar, JCH Asal Kolaka Meninggal di Mekkah
JCH KOLAKA - Satu orang Jemaah Calon Haji (JCH) asal desa Latuo, kecamatan Samaturu, kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumrah Umar Dg Pawinru (ttanpa cadar) dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Mekkah, pada Senin (21/8/2017) pukul 11.18 waktu Arab Saudi, atau sekitar pukul 17.00 wita kemarin. (ISTIMEWA)

Jumrah Umar, JCH Asal Kolaka Meninggal di Mekkah JCH KOLAKA – Satu orang Jemaah Calon Haji (JCH) asal desa Latuo, kecamatan Samaturu, kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumrah Umar Dg Pawinru (ttanpa cadar) dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Mekkah, pada Senin (21/8/2017) pukul 11.18 waktu Arab Saudi, atau sekitar pukul 17.00 wita kemarin. (ISTIMEWA)

 

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Satu orang Jemaah Calon Haji (JCH) asal desa Latuo, kecamatan Samaturu, kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumrah Umar Dg Pawinru (70) dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Mekkah, pada Senin (21/8/2017) pukul 11.18 waktu Arab Saudi, atau sekitar pukul 17.00 wita kemarin.

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementrian Agama (Kemenag) kabupaten Kolaka Agus Ramadhan menjelaskan, JCH yang meninggal itu tergabung dalam kloter 22.

“Kemarin sore kami dapat berita duka dari tanah suci, atas meninggalnya Jumrah Umar Dg Pawinru, JCH Kolaka asal desa Latuo,” kata Agus Ramadhan, Selasa (22/8/2017).

Berdasarkan keterangan dokter petugas kloter dr Rufiat Syahrir Abdullah, Almarhumah mengalami pendarahan di saluran cerna, HB 9.

Selain itu, sebelum meninggal, Almarhumah mengeluhkan nyeri pada uluhati dan perut bagian kanan serta BAB warna hitam.

“Menurut dr Rufiat, saat dilakukan visitasi, keadaan Almarhumah lemah dan keringat dingin, sehingga langsung dirujuk ke sektor. Dari sektor dirujuk ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia(KKHI), kemudian dirujuk ke RS Makkah, ” tambahnya.

Menurut Agus, sakit yang diderita Almarhumah dialami sejak masih berada di Kolaka. Sebab rekan-rekan Almarhumah melihat kondisinya sudah loyo sejak masih berada di embarkasi Makassar dan selalu dipapah ketika berjalan.

Diakuinya, saat berangkat Almarhumah tidak dilakukan pengawalan ketat, meski sudah lanjut usia. Bahkan melihat kondisinya lebih payah dibanding dua lansia lainnya.

“Tapi ketika sudah di embarkasi sudah terlihat lemah dan sudah menggunakan kursi roda. Bahkan dibawah ke pesawat menggunakan ambulans,” ungkapnya.

Ditambahkannya, saat menghembuskan nafas terakhir, Almarhum terlihat tenang dan tersenyum. Begitupun keluarga Almarhumah sudah disampaikan hal ini dan mereka merelakan dengan ikhlas.
Karena Almarhumah meninggal sebelum melaksanakan rangkaian haji, kata Agus, namun Almarhumah akan dibadalkan hajinya oleh petugas yang sudah lebih satu kali haji, bukan petugas yang baru naik haji

“Dengan demikian Almarhum sudah tercatat sebagai haji karena niatnya memang menunaikan ibadah haji,” pungkasnya. (*)

 

Penulis : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini