ZONASULTRA.COM, JAKARTA – “Peluru” yang dilesatkan Kementerian Pariwisata di bawah komando Menteri Arief Yahya guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tepat sasaran. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, jumlah wisatawan yang berlibur ke Bali selama semester I tahun 2017 mengalami peningkatan signifikan. Terutama wisatawan asal Cina dan India yang menyumbang jumlah terbanyak.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan, wisatawan dari dua negara itu memberikan kontribusi sebesar 30,86 persen. “Jumlah tersebut dari total sebanyak 2,811 juta orang wisatawan yang berkunjung ke Bali selama semester I tahun 2017,” ujar Adi Nugroho.
Wisatawan Tiongkok, ujar Adi Nugroho, masih menjadi yang teratas dengan menyumbang sebanyak 737.852 orang selama semester I. Jumlah tersebut naik 59,02 persen dibanding semester yang sama dari tahun sebelumnya sebesar 464.002 orang.
Sementara India yang secara jumlah berada di peringkat tiga di bawah Tiongkok dan Australia, namun pertumbuhannya paling tinggi. Tercatat selama semester I tahun 2017, sebanyak 129.727 wisatawan berkunjung ke Bali. Jumlah tersebut naik 39,90 persen dibanding semester sama tahun sebelumnya yang tercatat 92.731 orang.
Warga India yang berwisata ke Bali itu mampu memberikan kontribusi sebesar 4,61 persen dari total wisman yang berliburan ke Pulau Dewata. Meningkatnya kunjungan wisatawan Cina dan India ke Bali, ujar Adi Nugroho, salah satunya dilatarbelakangi adanya persamaan seni budaya dan agama Hindu yang tumbuh dan berkembang subur di Pulau Dewata.
Selain itu juga semakin baiknya hubungan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Cina dan India, khususnya Bali, sehingga mampu mendorong bertambah ramainya wisatawan kedua negara itu menikmati panorama alam serta keunikan seni budaya Bali.
Serta yang tidak kalah penting adalah terbukanya jalur penerbangan udara dari Denpasar ke kota-kota di dua negara tersebut. Tidak hanya India, wisatawan asal negeri Adidaya Amerika Serikat juga tercatat mengalami peningkatan.
Jika sebelumnya warga dari AS ini berada di peringkat sembilan, kini meningkat ke posisi enam dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke pulau yang belum lama dinobatkan sebagai The Best Destination in the World oleh TripAdvisor ini.
“Kenaikan peringkat tersebut berkat semakin banyaknya kunjungan masyarakat Amerika Serikat ke Bali, melampaui masyarakat asal Korea Selatan, Malaysia, Taiwan dan Jerman,” ujar Adi Nugroho.
Berdasarkan catatan BPS, ujar Adi Nugroho, masyarakat AS yang berwisata ke Bali sebanyak 98.669 orang, meningkat 18,02 persen dibanding semester sama tahun sebelumnya yang tercatat 83.606 orang.
“Kunjungan masyarakat AS ke Bali itu mampu memberikan kontribusi 3,51 persen dari total kunjungan wisman ke Pulau Dewata sebanyak 2,811 juta orang selama semester I-2017, meningkat 23,76 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya tercatat 2,271 juta orang,” ujar Adi Nugroho.
Acungan jempol langsung dilayangkan Menteri Pariwisata Arierf Yahya. Menurut Menpar, Bali memang sangat kuat di benak warga dunia dan menjadi top mind sebagai destinasi favorit di Indonesia.
Bagi wisatawan Cina atau yang juga kerap disebut Tiongkok, Bali bahkan menjadi keharusan bila mereka melancong ke Indonesia. Bahkan Travel+Leisure di Shanghai, Tiongkok, menasbihkan Bali sebagai next destination.
Lebih lanjut menteri yang giat mengampanyekan “Indonesia Incorporated” ini memaparkan, 85 persen wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu memilih Bali sebabai objek wisata tujuan.
“Sisanya 15 persen tersebar ke Jakarta, Manado, Singkawang, Batam dan Jawa Tengah,” kata Menpar.
Karena itu strategi promosi yang dilancarkan disesuaikan dengan data kunjungan yang ada. Lima besar originasi ada di Singapura, Malaysia, Australia, Cina dan Jepang. “Dan saat ini Cina sudah mengalahkan semuanya. Lompat dari posisi 4 langsung naik ke posisi 1,” kata Arief Yahya.
Cina atau Tiongkok lanjut Menpar, memang pasar yang empuk bagi pariwisata di semua negara bumi ini. Semua negara memotret Cina sebagai raksasa yang potensial di pariwisata. Berdasarkan data itulah promosi Wonderful Indonesia ke Tiongkok mendapat prioritas.
“Karena itu, ketika saat ini wisatawan Cina mulai membanjiri Indonesia, sudah bisa kita perkirakan sejak akhir tahun 2015,” kata Menpar.
Sementara Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana memaparkan, terbukanya penerbangan dari sejumlah kota di India memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan wisatawan dari negara itu. Ke depannya promosi ke negara-negara itu akan ditingkatkan. Salah satu strateginya adalah joint promotion dengan airlines .(*)