RESMIKAN GEDUNG – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian Gedung Susi Pudjiastuti di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Sabtu (16/9/2017). (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti melontarkan kritik terhadap proyek tambat labuh Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kritikan disampaikan Menteri Susi saat menjadi pembicara dalam 1st International Seminar on Sustainability in The Marine Fisheries Sector (ISSMFS) 2017 di Auditorium Mokodompit Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sabtu (16/9/2017).
Dalam acara yang di hadiri oleh ribuan mahasiswa UHO dan Plt Gubernur Sultra Salah Lasata, Menteri Susi mengatakan, membuat teluk menjadi tanah Kendari akan menghacurkan Teluk Kendari.
Sebab kata dia, proyek tambat labuh akan membuat teluk kendari menjadi sempit, sehingga sedimentasi juga makin tinggi dan akhirnya membuat pendangkalan akan semakin cepat.
“Dan suatu saat Teluk Kendari sudah tidak indah, tetapi hitam dan berbau. Nanti bagaimana ikan-ikan tidak masuk lagi sampai ke dalam. Barangkali ini yang harus dijaga,” ujarnya.
Menteri Susi menyebut, visi menjadikan laut masa depan bangsa dan tidak boleh membumbungi laut belum diimplementasikan di Kendari, karena masih banyak yang menjadikan laut itu tempat pembuangan sampah.
“Jangan sampai Teluk Kendari seperti Teluk Jakarta. Jakarta sudah hancur teluknya. Air lautnya sudah hitam, mau berenang saja harus satu jam ke tengah laut baru dapat air yang agak jernih,” jelasnya.
(Baca Juga : FPIK UHO Abadikan Nama Menteri Susi Pudjiastuti Jadi Nama Gedung)
Ia juga memberi saran kepada Plt Gubernur Sultra Saleh Lasata untuk membuat insentif kepada masyarakat agar memutar beranda rumahnya. Dimana halaman depannya menjadi laut, belakangnya menjadi jalan raya.
“Nah kalau ada masyarakat yang mau membangun seperti itu, pemerintah memberikan insentif. Jadi akhirnya laut menjadi beranda di depan rumah kita. Kalau kita jadikan beranda rumah depan kita pun pasti akan jaga, karena kita tidak mau buang sampah di rumah depan,” pintanya.
Sekedar informasi, proyek tambat labuh merupakan bagian dari program smart poin. Proyek ini menelan anggaran Rp. 66 miliar, dan pekerjaannya dimulai tahun 2015. (A)
Reporter: Ramadhan Hafid
Editor : Tahir Ose