ZONASULTRA.COM, ATAMBUA – Slank memang tidak ada matinya. Jumat, 22 September malam, mereka tiba-tiba nge-rock di crossborder Atambua. Semua lagu-lagu hits mereka dinyanyikan dengan sangat keren. ‘Virus’ Wonderful Indonesia juga ikut ditebar di hadapan 50 ribu pengunjung yang memadati Lapangan Umum Simpang Lima, di jantung kota Atambua, Belu, NTT.
“Halo warga Atambua, Rote, Kupang, Alor, Ende, juga Timor Leste. Kita semua bersaudara. Selamat datang. Salam Wonderful Indonesia,” kata Kaka, vokalis Slank kepada puluhan ribu penonton yang mengelu elukannya, Jumat (22/9) malam.
Atambua langsung heboh. Berjam-jam sebelum Slank naik ke panggung, kerumunan puluhan ribu orang sudah terlihat di pusat kota Atambua. Semua rela berkeringat sambil berdesak desakan Lapangan Umum Simpang Lima. Tua-muda, laki laki-perempuan, Indonesia-Timor Leste, semuanya kompak bergandengan tangan demi menyaksikan idolanya. “Inilah hebatnya Slank. Mereka selalu “up do date” dan paham bagaimana harus mengemas posisi,” terang Menpar Arief Yahya, Sabtu (23/9).
Menpar memang tak asal bicara. Hingga sekarang, Slank terus menginsiprasi penggemarnya dengan lagu-lagu yang senantiasa lentur dengan eranya. Slank yang dibentuk oleh Bimbim 26 Desember 1983 itu juga terus dicintai penggemarnya, karena “message” yang disampaikan melalui syair dan liriknya menggambarkan suasana publik.
Dan gambaran itu terlihat jelas saat mereka tampil di Festival Crossborder Atambua. Sebanyak 22 lagu hits Slank sukses membius warga Indonesia dan Timor Leste. Tembang-tembang keren seperrti Gara Gara Kamu, Virus, SPK, Mars Slankers, Ngerock, Ku Tak Bisa,Garuda Pancasila, Mawar Merah, Bim BimJangan Menangis, Terlalu Manis, Terlalu Pahit dan juga lagu lagu dari album terbarunya yang ke-22, yakni ‘Palalopeyank’ sukses membuat Atambua mabuk kepayang.
“Slank itu messenger, bukan sekedar musicians. Mereka memiliki pengaruh kuat untuk mengajak masyarakat Indonesia dan Timor Leste agar peduli terhadap keragaman seni dan wisata di Indonesia. Ketika strategi medianya benar, lalu digabungkan dengan endorser yang potensial, hasilnya pasti luar biasa. Medsos, media konvensional dan own media akan memberitakan, sehingga semua sektor akan berdetak sangat kencang,” kata Menpar Arief Yahya.
Sebelumnya, pada tanggal 28 Agustus 2017, Atambua juga sukses menggelar festival lintas batas yang menampilkan nama besar lainnya di panggung rock Indonesia, yaitu: Cokelat dan Jamrud. Pertunjukan tersebut dihadiri pulihan ribu penonton yang bergabung dengan pengunjung lokal dari seluruh perbatasan dari Timor Leste.
“Apresiasi kami untuk Kementerian Pariwisata yang terus bekerja keras mewujudkan Atambua sebagai kota festival. Even ini juga sangat berarti secara ekonomi. Ini memberikan pendapatan bagi masyarakat sekitar dan menggerakan roda ekonomi bagi warga setempat. Sekali lagi terima kasih,” ujar Bupati Belu Wilibrodus Lay.
Tim Crossborder Kemenpar juga ikut sumringah dengan pelaksanaan Konser Slank dalam festival yang bertemakan ‘Perdamaian, Cinta, Persatuan, dan Penghormatan’. “Evennya sukses menghibur masyarakat. Sukses juga mendatangkan wisatawan mancanegara khususnya Timor Leste,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti yang juga diamini Kepala Bidang Promosi Wisata Buatan Kemenpar Ni Putu G. Gayatri.
Esthy akan terus mendorong destinasi crossborder sebagai market potensial di daerah perbatasan termasuk NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Event berskala internasional terus digenjot dan didukung penuh untuk mendatangkan wisatawan demi target 20 juta wisman di 2019 mendatang.
Beragam jurus andalan juga sudah disiapkan. Di antaranya, membuka direct route ke beberapa daerah pariwisata yang banyak diminati. Begitu juga dengan mempermudah regulasi di setiap Pos Lintas Batas Negara, (PLBN).
“Ada tiga pintu masuk yang potensial di area perbatasan yaitu PLBN Motaain, Motamasin dan Wini. Sekarang perizinannya sudah dibuat sangat mudah dan tidak ribet,” ujar Kepala Bidang Promosi Wisata Buatan Kemenpar Ni Putu G. Gayatri. (*)