TANAM PISANG – Sejumlah warga di kelurahan Sabilambo, kecamatan Kolaka, kabupaten Kokaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) meluapkan kekesalannya dengan menanam pohon pisang di poros jalan di daerah itu, Jum’at (29/9/2917). (Abdul Saban/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Jamaluddin, warga di kelurahan Sabilambo, kecamatan Kolaka, kabupaten Kokaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) meluapkan kekesalannya dengan menanam pohon pisang di poros jalan di daerah itu, Jum’at (29/9/2917).
Langkah itu dilakukan sebagai luapan kemarahannya karena pembangunan jalan di daerah itu tak kunjung selesai. Padahal, proyek itu mulai dikerjakan sejak awal tahun 2016 lalu. Namun sampai menjelang akhir tahun ini tak kunjung selesai.
Saat ini, pemandangan jorok di sepanjang jalan dari kelurahan Balandete hingga Sabilambo. Jika musim hujan, sepanjang jalan dipenuhi genangan air dan berlumpur. Sedangkan di musim kemarau, debu tak terhindarkan.
Akibat aksi tanam pisang oleh warga itu, hilir mudik kendaraan di ruas jalan yang menghubungkan Kolaka dengan Kota Kendari itu sempat terganggu.
Sejumlah kendaraan tampak kesulitan mencari jalan yang ingin dilewati karena mendan jalan di daerah rusak parah. Hal itu semakin meresahkan lagi karen aksi tanam pisang oleh warga setempat itu.
Menariknya, aksi warga itu dilakukan didepan kediaman anggota DPRD Kolaka Sainal Amrin. Di pohon pisang itu, warga menulis pesan tentang keluhan mereka. Bunyinya “Kami sudah bosan dengan Debu”. Tukisan di kertas itu digantung di pohon pisang yang tertanam di tengah jalan.
“Kami sudah bosan dengan debu tiap hari, masa sudah 13 bulan di kerjakan dari lebaran tahun lalu sampai datang lebaran ini lagi belum juga diaspal,” kata Jamaluddin, warga yang menanam pohon pisang tersebut.
Jamaluddin juga menuding pihak kontraktor tidak becus dan tidak berkompeten dalam menegerjakan proyek pembangunan jalan yang menelan biaya milyaran rupiah tersebut.
“Kami mau pemerintah bisa menyaksikan ini, kirimkan ini sama Jokowi. Seharusnya pemerintah tidak menunjuk kontraktor seperti ini, tidak kualitatif. Ini proyek miliaran rupiah tapi hasilnya begini. Saya potes tanam pohon pisang begini demi kepentingan rakyat banyak,” teriaknya.
Sayangnya, aksi protes warga tesebut mendapat tantangan dari lurah setempat. Asmadi, Kepala Kelurahan Sabilambo merasa protes warga tersebut berlebihan dan akhirnya menendang pohon pisang yang ditanam warga tersebut.
Kepala Kelurahan Sabilambo Asmadi terlibat adu mulut dengan warganya tengah jalan karena menentang aksi tanam pohon pisang yang dilakukan warganya.
“Rakyat yang mana?, semua masyarakat disini adalah masyarakatku,” teriaknya emosi melihat protes warga tesebut.
Merasa aksinya dihalangi oleh lurahnya, Jamaluddin pun tersulut emosi. Adu mulut antara Jamaluddin dan pak lurahnya di tengah jalanpun tak terhindari. Bahkan keduanya nyaris adu jotos.
Kejadian itu menjadi perhatian pengguna jalan. Beruntung beberapa warga melerainya. Bahkan anggota DPRD Kolaka, Sainal Amrin turun menenangkan keduanya.
“Saya juga kaget, saya bangun pagi-pagi sudah ada ribut-ribut, sebenarnya persoalan ini sudah disampaikan ke DPRD Kolaka, dan teman-teman di komisi tiga sudah teruskan ke DPRD propinsi,” papar Sainal.
Dia juga menyayangkan ada kejadian tersebut dan keduanya tersulut emosi. Legislator Hanura juga beharap kejadian tersebut tidak terulang lagi. Dia juga meminta pihak kontraktor segea menyelesaikan pekerjaan jalan tersebut. (*)
Penulis: Abdul Saban