BNN RI – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Budi Waseso menyatakan dirinya tidak takut jika harus melakukan eksekusi mati di tempat terhadap pengedar narkoba saat melakukan penangkapan. (Ilham Surahmin/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM,KENDARI – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Budi Waseso menyatakan dirinya tidak takut jika harus melakukan eksekusi mati di tempat terhadap pengedar narkoba saat melakukan penangkapan.
Bahkan, jika harus mereka (pengedar narkoba) dibunuh di tempat, dia siap. Untuk melakukan itu, dia tidak takut dengan ancaman apapun, termasuk Tuhan.
“Tidak ada gunanya diproses hukum. Kan sudah ditahu dia pengedar, langsung selesaikan di lapangan,” ungkap Budi Waseso saat memberikan sambutan dalam acara temu muka dengan jajaran pejabat di Sultra, di Aulau Bahteramas, Kantor Gubenur Sultra, Jumat (6/10/2017).
Ia pun mengaku banyak tantangan mengenai tindakan atas kebijakan yang dilakukan ini, sebab dianggap melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) sehingga banyak protes yang berdatangan dari berbagai kalangan baik itu LSM, masyarakat bahkan pemerintah itu sendiri.
(Berita Terkait : Budi Waseso: Tak Ada Provinsi di Indonesia yang Bersih dari Narkoba)
Terkhusus protes yang datang dari pemerintah, Budi menilai ini sebuah hal yang tidak seharusnya terjadi. Sebab masalah pemberantasan narkoba, bukan hanya tugas BNN dan Kepolisian melainkan tugas seluruh lapisan pemerintah yang ada di Indonesia.
Sehingga penting adanya kerjasama yang baik, meski setiap lembaga dan instasi negara memiliki misi yang berbeda namun visinya harus sama yakni memberantas peredaran narkoba.
“Narkoba ini perang yang tak terlihat. Dia adalah Proxy War dan mengancam keselamatan seluruh umat manusia,” ujarnya.
Bahkan ia pun menegaskan siap lahir bantin mempertanggungjawabkan perbuatannya terkait penindakan bunuh ditempat bagi pelaku dan gembong pengedar narkoba baik itu jaringan lokal dan jaringan internasional.
“Saya tidak takut dengan Tuhan melakukan itu (bunuh pengedar). Toh apa yang saya lakukan ini adalah jihad. Mana lebih banyak yang membunuh, pengedar atau saya? ,” tukasnya.
“Kalaupun nanti saya ditanya malaikat, saya sudah siapkan jawaban saya,” tambahnya yang membuat suasana pertemuan semakin meriah dengan tepuk tangan seluruh hadirin.
Untuk diketahui, pria yang biasa dipanggil Buwas ita menjelaskan datangnya narkoba di Indonesia berasal dari 11 negara di dunia salah satunya Cina, Singapura, Malaysia dan Filipina dengan jumlah jaringan internasional yang masuk dihampir seluruh wilayah di Indonesia sebanyak 72 jaringan. (B)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abdul Saban