Erwin Gayus, perwakilan warga Desa mengatakan kehadiran perusahaan yang bergerak dibidang pekebunan sawit itu dinilai tidak memberikan manfaat bagi masyarakat, justru hanya menimbulkan penderit
Erwin Gayus, perwakilan warga Desa mengatakan kehadiran perusahaan yang bergerak dibidang pekebunan sawit itu dinilai tidak memberikan manfaat bagi masyarakat, justru hanya menimbulkan penderitaan. Mengapa? Salah satu alasanya adalah lahan yang sudah lama diolah oleh masyarakat diklaim sebagai milik PT. Marbau.
lokasi itu sebagian besar merupakan tanah masyarakat yang ditanami jati, jambu mete, palawija, merica dan kemiri. Namun, hal itu dirusak oleh PT. Marbau dan tidak memberikan ganti rugi kepada pemilik lahan tersebut, ungka Erwin yanh ditemui usai berdemo Rabu (11/2/2015).
Erwin menambahkan kejadian ini merupakan kali pertama dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Konsel.
kalau masyarakat sudah tidak punya tempat menanam, kemana lagi mereka harus mencari sesuap nasi. Sama saja kita mau dibunuh pelan-pelan, tambahnya.
Hal yang sama disampaikan Ketua adat Desa Onembute, Welasi, yang turut dalam aksi. Dia meminta pemda Konsel segera menyelesaikan konflik antara warga dengan perusahaan. Perusahaan harus menuntaskan pembayaran ganti rugi lahan dan tanaman yang telah dirusak oleh PT. Marbau.
Selain berdemo, warga Onembute mendesak Bupati Konsel, Imran membentuk tim terpadu guna mengkaji dokumen AMDAL PT. Marbau serta komitmen pemberian dana Corporated Social Responsibility (CSR) pada masyarakat setempat. (Irfan Mualim)