ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya di Desa Aoma, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) terhenyak setelah video kematian Agus Rianto (27) beredar di Facebook sejak Rabu (22/11/2107) sore.
Informasi yang beredar di medsos, Agus ditemukan warga dalam keadaan tidak bernyawa tergantung kaku di atas pohon jambu, tepat di belakang rumahnya dengan seutas tali nilon melilit lehernya.
Dalam keterangan warganet yang mengunggah video kematian Gora, panggilan akrab Agus di Facebook, Agus mengalami depresi berat setelah bertengkar dengan istrinya, serta ibu kandungnya tega menuduh Agus mencuri HP milik pamannya yang sedang dipegang sang ibu.
Saat Zonasultra.com menemui langsung Murni, ibu kandung Agus di rumah duka, Kamis (23/11/2017), Murni tidak membenarkan informasi yang beredar tersebut.
“Tidak benar itu saya tuduh mencuri, tidak mungkin saya mau tuduh mencuri anak kandungku sendiri. Adapun dia mencuri sama saya dia mencuri bukan sama orang,” kata Murni dengan nada kesal.
“Itu juga yang menulis tidak mau tanya kebenarannya, langsung saja menulis begitu, tanpa sepengetahuan orang tuanya apa benar atau tidak,” tambahnya.
Terkait surat permohonan maaf Agus kepada ibunya yang ditemukan di saku celana Agus, Murni mengatakan tidak pernah ada masalah dengan anaknya selama ini.
“Dia tulis mungkin karena dia tau saya ini ada penyakit jantungan, makanya dia takut mau minta maaf langsung makanya dia tulis melalui kertas itu,” ungkapnya.
Murni mengaku tidak ada firasat buruk anaknya akan senekat itu. Sayangya Murni enggan bercerita lebih jauh tentang aktivitas anaknya di rumah sebelum meninggal.
Cium Anak Istri
Awak Zonasultra.com coba menanyakan aktivitas Agus sebelum mengakhiri hidupnya kepada warga sekitar. Ternyata benar keributan sempat terjadi sebelum Agus mengambil keputusan pergi untuk selamanya.
Toto Wahyono, kepala desa setempat bercerita ibu kandung Agus mengakui kepadanya bahwa Agus sempat beradu mulut dengan ibunya. “Dia cerita kemarin sama saya, dia akui itu pertengkaran,” ujarnya.
Agus sempat mengeluarkan ungkapan dengan cukup keras hingga didengar warga sekitar saat terlibat cekcok dengan orang tuanya di rumah.
“Oma bukan saya itu yang ambil itu HP, kalian ini saya sudah pusing, kalian kasi tambah stres lagi saya,” ungkap Toto menirukan perkataan Agus.
Setelah pertengkaran itu, lanjut Toto, Agus sempat balik ke rumah sambil mengambil solar, dan ingin membakar rumah miliknya sendiri bersama istri dan anak-anaknya.
“Istrinya sempat menelpon saya kalau suaminya mau membakar rumah bersama istri dengan anaknya. Beruntung hal itu tidak ia lakukan karena mungkin masih mendengar nasehat istrinya juga dia lihat anak-anaknya yang masih kecil,” lanjutnya.
Agus memiliki tiga anak dengan usia yang tak terlampau jauh. Anak pertamanya masih berusia sekitar 3 tahun, anak kedua 1,5 tahun, dan yang terakhir masih balita berusia kurang lebih 3 bulan.
Dari keterangan istri Agus kepada Toto, usai nyaris bunuh diri bersama anak dan isterinya, Agus langsung mengambil tali nilon gantungan ayunan anak balitanya yang masih terpasang di dalam rumah.
Menjelang sore, korban sempat memandikan hingga memakaikan anak-anaknya bedak. Sambil memegang tali nilon, Agus mencium ketiga anaknya itu dan istrinya yang menggendong anak balitanya. Ia berpesan kepada anak pertamanya dan istrinya untuk hidup baik-baik.
“Kata istrinya dia tidak sangka kalau suaminya itu betul-betul mau bunuh diri. Sempat dia bertanya sama suaminya mau kemana, Agus jawab, saya mau bunuh diri saja saya tidak sanggup mi, sambil keluar menuju belakang rumah,” bebernya.
Istrinya sempat ingin mengikuti suaminya ke belakang, tapi karena anak balitanya rewel, istrinya mengurungkan niatnya itu.
Menjelang malam sekira pukul 17.36 Wita, Rabu (22/11/2017), Agus ditemukan salah seorang warga setempat yang hendak menangkap ayam dalam keadaan tergantung kaku.
Murni Bunuh Diri
Kapolsek Wolasi Inspektur Polisi Satu (Iptu) Julak Sulohor mengungkapkan cerita yang sama tentang kisah Agus sebelum mengakhiri hidupnya.
“Saya ada di TKP kemarin mendengarkan keterangan istrinya yang sedang menangis. Dia bercerita bahwa suaminya sebelum meninggal sempat mengaku padanya dan mencium anak dan istrinya, lalu pergi gantung diri,” kata Julak ditemui di kantornya.
Julak mengungkapkan, dari hasil penyelidikan sejauh ini pihaknya tidak menemui adanya tanda-tanda perbuatan tindak pidana yang dialami korban.
“Ini murni bunuh diri, kelihatan waktu dievakuasi mayatnya dalam keadaan tergantung dan tanganya mengepal kuat seperti habis menahan sakit sebelum nyawanya pergi,” kata Julak.
Beberapa warga sekitar menjelaskan Agus memang mengakhiri hidup karena depresi berat akibat tingginya tekanan yang dialaminya.
“Isterinya itu selama ini maunya almarhum tinggal di rumah, jangan pergi jauh-jauh. Sementara Agus ini kerja serabutan jadi tidak menentu tempat kerjanya. Mungkin sudah tidak tahan, kemarin puncaknya mungkin karena habis bertengkar lagi dengan istrinya, pulang di rumahnya orang tuanya dia dituduh lagi mencuri HP jadi dia tambah stres,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. (A)
Penulis : Erik Ari Prabowo
Editor : Jumriati