987 Warga Sultra Mengidap HIV/AIDS, 150 Meninggal Dunia

987 Warga Sultra Mengidap HIV/AIDS, 150 Meninggal Dunia
HIV/AIDS- Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Daerah (RSUD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Yusuf Hamra saat membacakan sambutan Plt Gubernur Sultra dalam acara Pencangan Hari HIV/AIDS Provinsi Sultra, Senin (27/11/2017) di Grand Clarion Hotel Kendari. Hari HVI/AIDS sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember. ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM

987 Warga Sultra Mengidap HIV/AIDS, 150 Meninggal DuniaHIV/AIDS – Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Daerah (RSUD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Yusuf Hamra saat membacakan sambutan Plt Gubernur Sultra dalam acara Pencangan Hari HIV/AIDS Provinsi Sultra, Senin (27/11/2017) di Grand Clarion Hotel Kendari. Hari HVI/AIDS sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember. (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), sejak tahun 2004 hingga 2017 jumlah pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Sultra ada 987 orang.

Jumlah tersebut terdiri dari 420 orang dalam status HIV dan 567 lainnya telah menjadi AIDS. Sepanjang tahun 2017 ditemukan 125 orang HIV positif baru, 80 berstatus HIV dan 45 telah menjadi AIDS. Kemudian dari penderita AIDS itu disertai penyakit tuberkulosis (TB).

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang umum. Banyak kasus TB bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis (disingkat “MTb” atau “MTbc”).

Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.

Direktur Umum (Dirut) RSUD Bahteramas Provinsi Sultra Yusuf Hamra mengatakan, persoalan ini menjadi perhatian khusus bagi seluruh pihak. Bukan hanya dinkes melainkan stakeholder lain seperti LSM penggiat HIV/AIDS, lembaga vertikal, pemerhati kesehatan dan seluruh lapisan masyarakat Sultra.

“Sebab kita tidak dapat menyimpulkan jika pengidap HIV/AIDS itu adalah mereka yang notabenenya bekerja di hiburan malam seperti PSK dan pengguna narkoba jarum suntik. Orang baik pun bisa kena kalau dia tidak berhati-hati,” ungkap Yusuf dalam acara Hari Pencanangan HIV/AIDS Provinsi Sultra, Senin (27/11/2017) di Grand Clarion Hotel Kendari.

Oleh karena itu, butuh perhatian khusus pada permasalahan tersebut. Pemerintah sendiri telah menyediakan layanan kesehatan di seluruh kabupaten/kota bagi masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan HIV/AIDS seperti puskesmas, polindes bahkan RSUD setempat. Apalagi biayanya gratis.

Khusus di Bahteramas untuk penderita HIV/AIDS sejak tahun 2002 hingga 2017 yang masuk dalam data pelayanan berjumlah 328 orang positif. Dari angka tersebut 150 orang telah meninggal dunia. Sementara yang aktif melakukan pemeriksaan dan pemesanan obat hingga saat ini sekitar 95 orang.

“Menurut saya data ini tidak sepenuhnya, dan di luar sana masih sangat banyak orang yang terjangkit penyakit mematikan ini,” ujarnya.

Yusuf menilai, meningkatnya angka HIV/AIDS di Sultra seiring dengan peningkatan perekonomian. Misalnya tumbuhnya pusat hiburan malam yang menjadi lapangan kerja bagi pekerja seks komersial (PSK) dan pekerjaan lainnya. Penggunaan narkoba dengan jarum suntik. Kemudian banyak pengidap penyakit ini pada umumnya memiliki pekerjaan tetap dengan ekonomi yang cukup.

Penyebaran pengidap HIV/AIDS hampir di seluruh kabupaten/kota dengan jumlah masing-masing yang tidak terpaut jauh. Untuk korban masih didominasi kalangan masyarakat produktif, disusul remaja dan ibu rumah tangga. (A)

 

Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini