Dishub Sultra Kembangkan Pelabuhan Amolengo-Labuan Bajo Jadi Kawasan Komersil Berbasis Masyarakat

Dishub Sultra Kembangkan Pelabuhan Amolengo-Labuan Bajo Jadi Kawasan Komersil Berbasis Masyarakat
DISHUB SULTRA- Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sultra Hado Hasina saat melakukan diskusi bersama sejumlah masyarakat terkait pengembangan kawasan pelabuhan Amolengo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sabtu (2/12/2017). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

Dishub Sultra Kembangkan Pelabuhan Amolengo-Labuan Bajo Jadi Kawasan Komersil Berbasis Masyarakat DISHUB SULTRA– Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sultra Hado Hasina saat melakukan diskusi bersama sejumlah masyarakat terkait pengembangan kawasan pelabuhan Amolengo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sabtu (2/12/2017). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah mengembangkan kawasan komersil berbasis masyarakat di Pelabuhan Amolengo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Buton Utara (Butur).

Kepala Dishub Provinsi Sultra Hado Hasina mengungkapkan, kawasan komersil pelabuhan berbasis masyarakat adalah proses mengembangkan pelabuhan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar pelabuhan dengan melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan kebijakan.

Salah satunya yang dilakukan di Pelabuhan Labuan Bajo, Butur pembebasan lahan untuk kawasan komersil pelabuhan serta proses pemindahan kawasan kuliner dari dalam ke luar dari Pelabuhan. Proses ini dilakukan Dishub Sultra dengan mengambil kebijakan bersama masyarakat setempat.

“Saya pikir kalau masyarakat diberikan pemahaman seperti ini dan mereka dilibatkan serta diberdayarakan akan memberikan keuntungan yang besar,” ungkap Hado Hasina, Sabtu (2/2/2017) di Labuan Bajo.

Hado menargetkan seluruh pelabuhan di Sultra termasuk kedua pelabuhan ini akan dikembangkan menjadj sistem seperti itu (komersil). Ia berharap Labuan Bajo dan Amolengo menjadi salah satu percontohan terbaik untuk pengembangan kawasan komersil berbasis masyarakat.

Bila pengembangan kawasan komersil ini berjalan baik, tidak menutup kemungkinan dua pelabuhan ini akan menjadi kota kecil yang berada di pelosok kabupaten.

Kendati demikian, hal tersebut tidak akan terwujud tanpa ada partisipasi dari semua pihak baik itu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Prinsipnya pelabuhan harus diciptakan untuk memberikan rasa aman nyaman dan selamat bagi penumpang.

“Persoalan anggaran untuk memenuhi kebutuhan bapak ibu saya pastikan aman,asal bapak ibu mau komitmen dengan saya, begitu pula saya akan komitmen ke bapak ibu. Apalagi kita kan bekerjasama melalui MoU,” pungkasnya.

Salah satu warga Labuan Bajo, La Mili (60) mengatakan, dirinya siap untuk pindah dari lokasi penimbunan lahan pengembangan kawasan komersil. Akan tetapi hak ganti rugi kepemilikan lahan dapat dipenuhi oleh pemerintah.

“Saya siap pindah, asal Pemda juga serius akan mengganti kerugian kami,” ujarnya dalam acara Sosialisasi dan Diseminiasi Program Publikasi Perhubungan.

Pengembangan lahan kawasan komersil di Amolengo seluas 2,5 hektar dan Labuan Bajo seluas 2 hektar.

Kedepan, kawasan komersil ini akan dikembangkan pula menjadi terminal sistem angkutan berbasis massal yang terintegrasi dengan sejumlah terminal lainnya.

“Di Labuan Bajo akan dibangunkan terminal Tipe B terintegrasi dengan Terminal Lakolagou, Baubau,” imbuhnya. (B)

 

Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini