ANTAM – PT Antam UBPN Sultra menggelar pelatihan peningkatan kapasitas bagi camat dan aparat lurah/kepala desa (Kades) se kecamatan Pomalaa, kabupaten Kolaka.Pelatihan ini diselenggarakan bekerjasama dengan NGI di kota Yogyakrta mulai tanggal 27 hingga 29 November 2017 lalu. (Foto : Istimewa)
ZONASULTRA.COM, KOLAKA – PT Aneka Tambang (Antam) Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas bagi camat dan aparat lurah/kepala desa (Kades) se kecamatan Pomalaa, kabupaten Kolaka di bidang pengelolaan sumber daya alam lokal secara partisipatif. Pelatihan ini diselenggarakan bekerjsama dengan Norgantara Global Inspiratif (NGI) di kota Yogyakrta mulai tanggal 27 hingga 29 November 2017 lalu.
Vice President and Corporate Social Responsibility (VP HC & CSR) PT Antam UBPN Sultra Kamsi menjelaskan, pelatihan ini merupakan salah satu wujud komitmen perusahaan itu di bidang peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa/lurah dan camat yang ada di kecamatan Pomalaa.
Tujuannya adalah membangun kesadaran para pemangku kepentingan yang ada di wilayah ring satu areal operasi PT Antam di kecamatan Pomalaa untuk mulai mengembangkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki setiap desa dalam mensejahterahkan masyarakatnya.
Pelatihan itu didasari keberadaan PT Antam di kecamatan Pomalaa sebagai perusahaan tambang milik negara yang menjadi penghasil devisa negara, memerlukan dukungan semua pihak. Terutama, aparatur desa/lurah dan camat yang diharapkan dapat menjadi pihak penengah antara perusahaan itu dengan masyarakat sekitar.
Pelatihan ini juga diperlukan sebagai sebuah strategi kolaborasi yang baik antar masyarakat, pemerintah desa/lurah dan kecamatan serta Antam dalam menggagas berbagai porgram pemberdayaan melalui anggaran Community Social Responsibility (CSR) demi meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Stretegi kolaborasi ini juga diharapkan menjadi alat komunikasi efektif dengan para pemangku kepentingan yang ada di kecamatan Pomalaa.
“Program ini pada dasarnya untuk membangun hubungan yang baik dengan semua stakeholder di kecamatan Pomalaa, termasuk camat dan para kepala desa/lurah agar semua program ANTAM bisa didukung dengan baik, kalaupun ada hal yang perlu dikritisi, silahkan dikritisi melalui bingkai komunikasi yang baik,” jelas Kamsi melalui siaran persnya, Selasa (5/11/2017).
Menurutya, komunikasi yang baik antara stakeholder dengan perusahaan dalam membantu program-program yang dicanangkan merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi, karena kehadiran perusahaan BUMN itu di Pomalaa bertujuan mensejahterahkan masyarakat dengan membantu program-program pemerintah desa/lurah dan kecamatan.
Kamsi juga mengungkapkan, pihaknya menyadari begitu besar sumbangsih Antam terhadap pembangunan di kecamatan Pomalaa khususnya dan kabupaten Kolaka pada umumnya. Namun hingga kini, semua program itu dirasa belum dapat menjawab kebutuhan utama masyarakat.
Hal ini disebabkan, sasaran penyaluran CSR Antam dalam beberapa tahun terakhir selalu difokuskan pada pembangunan infrastruktur. Sementara program pengembangan SDA dan SDM masyarakat masih sangat terbatas.
Jadi tidaklah mengherankan bila saat ini, masyarakat yang ada di sekitar areal operasi perusahaan itu masih jauh tertinggal dari desa-desa lain yang ada di luar Sultra. Di beberapa daerah, pemerintah desa telah mulai melakukan kerjasama yang erat dengan pihak perusahaan dalam hal pengembangan potensi SDA dan SDM yang mereka miliki.
Dia mengakui, pola-pola pendekatan yang sudah pernah diterapkan pihaknya selama ini memang masih berorietasi pada pendekatan pembangunan fisik. Padahal pola yang dibutuhkan adalah penguatan sumberdaya lokal. Dimana masyarakat bersama pemerintah desa/lurah bisa tumbuh dan memahami potensinya sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya yang mereka miliki agar terkelola dengan baik.
Saat ini, lanjut Kamsi, Antam berupaya mengubah pola pendekatan itu dengan mengutamakan program penguatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satunya adalah dengan membantu masyarakat yang telah berusaha secara mandiri dengan meningkatkan kapasitasnya serta memberikan bantuan permodalan agar mereka dapat menjadi agen perubahan dalam lingkungannya sendiri.
Dikatakannya, para pemangku kepentingan, termasuk Antam perlu kembali melihat dunia luar melalui metode laltihan atau tukar pengalaman. Karena saat ini bukan lagu saatnya untuk berdiri berhadap-hadapan dengan perusahaan. Karena perusahaan ini adalah milik negara yang penghasilannya memberikan manfaat bagi negara.
“Konsep-konsep pelatihan seperti ini sebenarnya sudah umum dilakukan di perusahaan lain. Tapi hal seperti ini menjadi keharusan, karena energi kita akan terbuang jika kita berhadap-hadapan. Melalui alokasi program yang sudah dicanangkan, sehigga apapun yang menjadi kendala di lapangan dapat dikomunikasikan agar program itu bisa sejalan dengan program pemerintah desa/lurah,” terang Kamsi.
Dalam kesempatan itu, Kamsi juga menyinggung tentang kondisi terkini Antam masih belum bisa menghasilkan keuntungan yang baik akibat tekanan harga komoditas nikel dan bahan mineral lainnya di pasar global.
Kata dia, walaupun secara parsial, keuntungan laba perusahaan yang bersumber dari Antam UBPN Sultra menunjukan angka positif, namun perolehan laba korporasi masih menunjukan angka negatif dengan posisi laba bersih saat ini mencapai Rp 64,8 miliar.
Sementera itu Eksternal Relation Manager PT Antam UBPN Sultra Pamiluddin Abdullah mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu tugas perusahaan itu untuk meningkatkan kapasitas para aparatur desa/lurah dan camat dalam mengembangkan potensi SDA lokal yang dimilikinya. Dimana para apratur pemerintah desa/lurah dan camat ini merupakan stakeholder utama Antam yang selalu bersentuhan dengan wilayah operasional perusahaan.
Menurutnya, Antam selalu berupaya membina hubungan baik dengan stakeholder untuk membangun hubungan emosional, menjalin komunikasi yang baik. Posisi Eksternal Relatian sebagai corong, telinga dan mata perusahaan bertindak sebagai penyampai aspirasi masyarkat yang berkaitan dengan kontribusi perusahaan dalam pembangunan di wilayah operasinya.
“Sehingga, apapun yang akan disampaikan oleh masyarakat atau stakeholder kepada Antam, silahkan disampaikan kepada kami untuk disampaikan ke pangambil kebijakan di perusahaan,” jelas Pamiluddin saat menutup acara pelatihan itu.
Selain diberikan materi tentang pengelolaan desa/kelurahan yang baik, para peserta pelatihan ini juga mengunjungi desa Wukir Sari, kecamatan Imogiri, kabupaten Bantul. Dimana desa ini telah berhasil mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan mengembangkan potensi SDA dan SDM yang mereka miliki sendiri.
“Saya berharap, kegiatan seperti ini tidak hanya berlangsung kali ini saja tetapi dapat juga dilakukan di waktu-waktu mendatang melalui pertemuan-pertemuan atau pelatihan yang dapat kita laksanakan di masa mendatang,” katanya.
Camat Pomalaa, Sairman mengapresiasi kegitan yang dilaksanakan kali ini. Menirutnya, program ini sangat mengispirasi para kepala desa/lurah untuk melakukan berbagai terobosan di masing-masing desa dan kelurahannya dalam membangun masyarakat yang sejahtera, diantaranya dengan bersinergi dengan Antam di kecamatan Pomalaa melalui program-program CSR.
“Salah satu output yang dapat kami lakukan usai pelatihan ini adalah dengan membuat profil wilayah yang lengkap dan partisipatif. Baik itu di level desa dan lurah maupun kecamatan. Selian itu, di 2018, kami juga memprogramkan adanya BUMDes,” kata Sairman. (*)