LM Bahtiar Zaadi
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia mencatat pada November 2017 Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali mengalami deflasi sebesar 0,14 persen (mtm).
Asisten Direktur Bank Indonesia Perwakilan Sultra LM Bahtiar Zaadi mengatakan, kelompok inflasi komponen bergejolak (volatile food) yaitu komoditas sayur-sayuran, buah-buahan, dan bumbu-bumbuan masih menjadi faktor utama penyebab deflasi.
Komoditas yang tercatat mengalami deflasi antara lain tomat sayur (-25,37 persen mtm), tomat buah (-32,93 persen mtm), bayam (-7,72 persen mtm), terong panjang (-11,12 persen mtm), dan cabai rawit (-6,43 persen mtm).
Meningkatnya pasokan dan hasil produksi karena kondusifnya cuaca menyebabkan deflasi pada komoditas tersebut. Meskipun demikian, di Kota Baubau terjadi peningkatan inflasi pada kelompok volatile food yaitu beras dan ikan segar.
“Deflasi pada kelompok volatile food di Kota Kendari mendorong terjadinya deflasi secara keseluruhan, meskipun tertahan oleh inflasi di Kota Baubau,” ujar Bahtiar di Kendari, Rabu (6/12/2017).
Sementara, kelompok administered price mengalami penurunan tekanan inflasi, yang disebabkan oleh kembali normalnya harga rokok. Seiring terjaganya ekspektasi masyarakat atas ketentuan kenaikan harga cukai rokok pada Januari 2018.
“Namun, laju penurunan tersebut tertahan oleh peningkatan harga tiket angkutan udara menjelang musim libur akhir tahun,” jelasnya.
Sedangkan, inflasi kelompok inti masih terjaga pada tingkat 2,09 persen (yoy). Kondisi itu didukung oleh stabilnya tingkat harga pada kelompok sandang (pakaian anak-anak), besi beton, dan emas perhiasan.
Deflasi yang terjadi pada November 2017 menurun jika dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,88 persen (mtm). Dengan demikian secara tahunan inflasi Sultra tercatat sebesar 2,52 persen (yoy).
“Capaian tersebut lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,30 persen (yoy),” tambahnya.
Secara spasial deflasi Sultra disebabkan oleh deflasi yang terjadi di Kota Kendari sementara Kota Baubau tercatat mengalami inflasi. (B)
Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati