ZONASULTRA.COM, ATAMBUA – Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) benar-benar membuktikan kapasitasnya sebagai pilar penting crossborder dalam menggaet hati para wisatawan. Terus menggaungkan promosi wilayahnya, crossborder Atambua pun manis menutup agenda tahun ini melalui NTT Expo 2017 di Lapangan Simpang Lima, Atambua, Kamis (7/12) sampai Sabtu (9/12) lalu.
Kali pertama memindahkan venue dari pusat Kota Kupang ke Atambua, event ini pun menarik para pelaku bisnis pariwisata hingga NTT Expo 2017 diikuti 20 peserta.
Berhasil membuka image baru crossborder Atambua, beberapa peserta NTT Expo 2017 pun datang dari Kalimantan Selatan, Malaka, Timor Tengah Utara selain tuan rumah Atambua sendiri. Memberikan presentasi potensi daerah melalui aksi, NTT Expo kali ini menyuguhkan menu expo budaya, tarian tradisional lokal, hingga lomba fashion show untuk anak-anak dan remaja.
Bupati Belu Willybrodus Lay mengungkapkan, berbagai event digelar pada dasarnya untuk menaikan jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.
“Respon NTT Expo memang luar biasa, apalagi kami mencoba memindahkan lokasinya langsung ke Atambua. Kami terus fokus membangun perbatasan dan saat ini perkembangan Atambua sangat luar biasa. Atambua saat ini semakin bergairah dengan adanya NTT Expo meski ada event lain seperti Tour de Timor. Kami menggelar banyak event tujuannya agar orang datang kemari,” ungkap Willybrodus.
Memiliki bentang keindahan panorama alam yang luar biasa cantik, crossborder Atambua pun semakin cemerlang dengan rapor capaian jumlah kunjungan wisatawan. Mendekati penghujung tahun 2017, sebanyak 590 ribu wisatawan mancanegara telah melintasi crossborder Atambua ini.
Jumlah ini pun naik hampir 168,6% dari target 350 ribu yang dibebebankan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Dan, crossborder Atambua pun berada pada strip ke dua dari delapan crossborder setelah Kepulauan Riau. Dan, imbasnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegera naik 140 ribu menjadi 160 ribu paspor asing.
“Jumlah kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara, secara global sangat signifikan dari 940 ribu menjadi 1,3 juta orang. Para wisatawan memang bisa melihat keindahan pemandangan di sini. Dengan adanya berbagai perkembangan di sini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pariwisata. Sebab, dengan event-event pariwisata seperti ini berhasil menaikan status Atambua sebagai daerah yang tidak terpinggirkan lagi,” terang Willybrodus.
Menyambut kalender baru pariwisata tahun depan, berbagai treatment pun sudah disiapkan pemerintah guna terus mengatrol jumlah kunjungan wisatawan. Willybrodus menambahkan, beberapa paket wisata baru yang lebih menantang tahun 2018 sudah disiapkan selain terus mengembangkan event-event di daerah perbatasan. Sebab, daerah perbatasan terus memiliki potensi dan progress positif, hingga banyak menarik minat wisatawan bahkan investor. Saat ini banyak investor yang terus berdatangan ke Belu untuk membangun hotel dan penginapan.
“Tahun depan kami akan membuat wisata patroli perbatasan. Paket wisata dua sampai tiga hari ini akan membidik pasar utama wisatawan nusantara. Nantinya mereka diajak melihat dan merasakan patroli di perbatasan sambil merasakan sensasi off road hingga berjalan kaki. Dengan banyak potensi, saat ini pengajuan izin pembangunan hotel dari investor terus mengalir,” kata Willybrodus.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Perjalanan Insentif Kemenpar Hendri Karnoza mengatakan, menjadi bagian dari “Untaian Zamrud Khatulistiwa”, NTT memiliki potensi besar dari beberapa pulau seperti Flores, Sumba, dan Timor.
Pulau Flores dan Sumba memang menjadi pilar utama penopang pariwisata NTT. Selain pulau-pulau besar tersebut, NTT juga didukung potensi wisata dari Sabu, Rote, Lembata, juga Alor. Willybrodus pun menambahkan, pemerintah daerah terus melakukan branding untuk mengangkat pariwisata dari sektor lain seperti kerajinan tangan, kuliner khas, bahkan kesenian melalui beragam tarian tradisional.
“Kami terus memberikan support untuk mengangkat beragam potensi daerah. Contohnya seperti Tari Likuray yang telah memecahkan rekor MURI dan dunia karena melibatkan enam ribu penari. Tari Likuray ini juga akan digunakan dalam pembukaan Asian Games 2018 dengan diikuti 400 penari. Selain tarian, Belu juga memiliki banyak penenun dengan hasil kain tenun berkualitas, potensi-potensi yang akan kami perhatikan,” ujar Hendri Karnoza.
Hendri menambahkan, selaras dengan mimpi besar Kabupaten Belu, event-event yang digelar termasuk NTT Expo 2017 bertujuan untuk menghidupkan perekonomian lokal. Dengan adanya nilai nilai bisnis dan cash flow yang menggiurkan, diharapkan masyarakat NTT semakin tertantang untuk terus mengeluarkan kreativitasnya. Dan, satu agenda besar tidak kalah penting adalah terus mengangkat status pariwiata Pulau Timor agar sejajar dengan Pulau Flores dan Sumba.
“Event seperti NTT Expo ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Tujuan dari semua upaya yang kami lakukan adalah kesejahteraan masyarakat. Ada banyak potensi sekali di sini dan dengan konsep bisnis yang bagus, masyarakat pasti akan berlomba-lomba menghasilkan karya berkualitas. Ke depan, kami optimis pariwisata Pulau Timor akan sejajar dengan Flores dan Sumba,” ujar pria asli Padang itu.
Mensikapi rapor positif crossborder Atambua dan rencana besar pariwisata NTT, Kemenpar pun akan memberikan dukungan penuh. Sebab, event di daerah perbatasan menjadi stimulan yang positif untuk menaikan jumlah kunjungan wisatawan.
Menjadi negara dengan bentang geografis besar, Indonesia memang memiliki 92 pulau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yang bisa dikembangkan dan memberikan dampak positif ekonomi bagi masyarakat. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun menegaskan, event di daerah perbatasan selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Kami pasti akan memberikan support penuh. Atraksi-atraksi di daerah perbatasan memang harus diperbanyak tahun depan. Dengan event-event yang dikemas menarik, kita bisa lebih mudan dan cepat mendapatkan wisman hingga jumlah kunjungan mereka terus meningkat,” tegas Arief.
Berujung pada inkam devisa bagi negara, posisi crossborder secara umum memang sangat vital. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman melalui pintu perbatasan sampai bulan Mei tahun ini saja sudah mencapai 156,05 ribu kunjungan paspor asing. Angka itu naik sangat signifikan 722,4% dari tahun lalu.
”Dengan adanya kenaikan target kunjungan wisman tahun depan, maka kami semua harus bekerja keras. Semua potensi yang ada di crossborder dan wilayah di sekitarnya harus lebih dioptimalkan lagi,” tandas Arief. (*)