ZONASULTRA.COM, WONOSOBO – Ada usulan menarik dari Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan dan Penataan Kawasan Dieng yang digelar di Wonosobo, akhir pekan lalu (9/12). Salah satunya berkaitan dengan kemudahan akses ke kawasan wisata Dieng.
Selama ini, ada sedikit kendala soal akses ke Dieng. Maka dalam FGD yang dihadiri para pemangku kepentingan pariwisata di Dieng ada yang mengusulkan perbaikan jembatan dan alternatif jalur melalui Telaga Menjer ke Curug Sikarit.
Kemudian juga diusulkan alternatif mendatangkan wisatawan melalui paket Cruise dari Semarang.
Lalu, harus ada alternatif jalan menuju Dieng yang tidak melalui daerah Kretek. Mengingat daerah Kretek sangat padat menuju Dieng.
Untuk akses ini juga ada usulan tambahan akses jalan dari Purwokerto, Purworejo, dan akses tol dari Pekalongan. “Ini bisa kerja sama dengan Kementerian PUPR,” terang Tim Pokja Wisata Budaya Joglosemar Watie Murani, Senin (11/12).
Watie yang mengikuti FGD hingga usai menceritakan pula masukan mengenai perlunya pengelolaan Dieng oleh satu badan. Tujuannya agar tidak ada tumpang tindih kebijakan.
“Ada yang menyarankan untuk menciptakan Dieng bersih, misalnya, dibuatkan Badan Koordinator untuk mengelola Dieng,” tambah alumnus ISI Jogja ini.
Mengenai promosi Dieng yang lebih berkesinambungan dan kekinian, diperlukan dukungan promosi kawasan wisata Dieng oleh berbagai pihak. Terutama oleh relawan media sosial Generasi Pesona Indonesia (GenPI).
GenPI diharapkan membantu promosi via digital menggunakan media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, Path, Line dan search engine optimize dengan Google. Bahkan Menpar Arief Yahya meminta GenPI di seluruh Indonesia mulai menciptakan destinasi digital, seperti pasar-pasar yang sudah ada 7 titik di Indonesia.
Ke-7 pasar kreatif yang disebut destinasi digital itu adalah #PasarKaretan Semarang, #PasarPancingan Lombok, #PasarBabaBoenTjit Palembang, #PasarSitiNurbaya Padang #PasarKakiLangit Jogja #PaskarMangrove Batam #PasarTahura Lampung.
Satu isu yang juga mengemuka adalah Dieng untuk semua. Maksudnya, ketika mempromosikan Dieng, tidak difokuskan hanya untuk satu wilayah Banjarnegara maupun Wonosobo. Justru harus dikembangkan upaya promosi Dieng yang lebih terintegrasi dengan kawasan lain. Termasuk Borobudur maupun destinasi Joglosemar lainnya.
Dalam FGD juga disinggung soal sampah. Pengelolaan sampah di destinasi wisata harus benar-benar serius dikordinasikan. Kordinasi dari tingkat provinsi hingga pemerintah pusat. (*)