PRODUKSI CABAI – Pemerintah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menggenjot produksi padi di daerah itu. Hingga tahun 2022 ditargetkan produksi padi Bombana mencapai 145.000 ton. (MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Pemerintah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menggenjot produksi padi di daerah itu. Hingga tahun 2022 ditargetkan produksi padi Bombana mencapai 145 ribu ton.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Bombana Asis Fair mengatakan, pencapaian target tersebut memerlukan kerjasama yang solid antar semua elemen terkait, mulai pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pemerintah kecamatan dan petani secara umum di wilayah itu.
Pihaknya akan memulai aksi ini di awal tahun 2018 dengan target 10 persen per tahunnya. “Kita dikasi target pengembangan sektor komoditi padi oleh kepala daerah 10 persen per tahun, kalau bisa pun kita akan melebihi dari itu. Kami targetkan 145 ribu ton itu tercapai hingga akhir periode Bupati Tafdil 2022 nanti,” kata Asis ditemui di ruang kerjanya, Kamis (14/12/2017).
Ia menambahkan, produksi padi Bombana tahun ini telah mencapai 77 ribu ton. Pihaknya menaksir pada tahun 2018 produksi padi sudah mencapai 90 ribu ton.
“Kami optimis bisa mencapai target itu, khususnya di empat kecamatan sebagai pemasok utama yang termasuk wilayah irigasi. Empat kecamatan itu meliputi Kecamatan Poleang Utara, Poleang Timur, Rarowatu Utara dan Lantari Jaya,” ungkapnya.
Di antara empat kecamatan itu terdapat dua kecamatan yang berstatus irigasi yaitu Poleang Utara dan Poleang Timur. Sementara Rarowatu Utara dan Lantari Jaya berstatus semi irigasi.
“Lahan sawah irigasi ini merupakan lahan yang sangat potensial untuk kami genjot peningkatannya melalui anggaran APBD yang ada, sehingga bisa berpeluang besar mencapai target kami. Sedangkan semi irigasi ini memang lahan yang telah diintervensi pemerintah sebanyak dua kali panen per tahun. Awalnya hanya sekali panen saja karena mengharapkan penadaan air hujan, namun karena telah dibantu sumur bor dan benih yang berkualitas sehingga mampu mencapai dua kali panen,” katanya.
Selain itu lanjut Asis, diperlukan intervensi pemerintah dalam upaya pengadaan bibit unggul dan pupuk yang sesuai dengan kondisi tanah lokasi penanaman.
Ia menambahkan bahwa peningkatan kapasitas para petani pun sangat dibutuhkan. Petani perlu diajari mekanisme penanaman padi sawah yang baik dan benar agar bisa terjadi peningkatan yang signifikan.
“Sebaik apa pun program yang diturunkan jika masyarakat tidak memahami cara menanam yang baik itu susah, karena selama ini mereka hanya menghambur benih saja,” tutupnya. (B)
Reporter: Muhammad Jamil
Editor: Jumriati