SURVEI MONEV – Tim Kemenristek Dikti melakukan Monev awal percepatan pembangunan AKN yang terletak di Desa Lantowua, Kecamatan Rarowatu Utara, Bombana,Sulawesi Tenggara (Sultra) menuju kampus mandiri. Monev itu dilakukam pada hari Jum’at (15/12/2017). (MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Tim Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melakukan Monitoring dam Evaluasi (Monev) awal percepatan pembangunan Akademi Komunitas Negeri (AKN) yang terletak di Desa Lantowua, Kecamatan Rarowatu Utara, Bombana,Sulawesi Tenggara (Sultra) menuju kampus mandiri. Monev itu dilakukan pada hari Jum’at (12/15/2017).
Ketua tim Monev Kemenristek Dikti Didi Susilo Budi Utomo menjelaskan, monitoring ini disebut tahapan review, dimana proses peninjauan dan hasilnya akan melewati beberapa tahapan yang cukup intensif.
Deteksi dini telah dilakukan oleh tiga orang tim penilai dan digelar dalam pertemuan yang berlangsung beberapa jam di salah satu ruangan di Kampus tersebut. Dalam kesempatan itu, juga berlangsung proses sharing antara anggota tim dan pihak kampus.
“Kami datang untuk menilai beberapa aspek, mulai dari sektor keuangan, pengajaran, khususnya pada tenaga pengajar atau dosen, apakah sudah siap atau belum, kemudian jumlah mahasiswa dan kondisi bangunannya,”.Didi Susilo Budi Utomo.
Dosen Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) ini menilai, AKN Bombana ini cukup seimbang jika dibandingkan dengan 80 kampus yang sama Indonesia. Penilaian itu didominasi oleh beberapa faktor pendukung, seperti jumlah mahasiswa yang mencapai 246 orang serta terdapat 35 tenaga pengajar. Selain itu, pengelolaan manajemen kampus juga mulai tertata.
“Yah, Kami menilai apa adanya, dan kita sampaikan ke pusat. Setelah dievaluasi akan dikunjung lagi. Kalaus sudah memenuhi syarat, maka Krmenristek Dikti bersama Kemenpan serta Keuangan menyimpulkan bisa atau tidaknya Kampus ini menjadi mandiri, ” paparnya.
Untuk diketahui, tim Monev ini terdiri dari Didi Susilo Budi Utomo dari Polmes Samarinda, Setyo dari Institut Pdrtanian Bogor (IPB) dan Soleh Habibie (Ditjen Kelembagaan IPTEK Dikti). (B)
Reporter : Muhammad Jamil
Editor : Abdul Saban