ZONASULTRA.COM, KENDARI – Target pemerintah kabupaten Konawe Selatan menjadikan daerah itu sebagai lumbung pangan tidak main-main. Untuk merealisasikan target tersebut, Pemda setempat telah menganggarkan dana APBD miliaran rupiah untuk bantuan benih jagung hibrida dan sarana dan prasarana produksi (Saprona).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan dan Peternakan Konsel Akbar saat memberikan sambutan usai panen raya jagung hibrida di desa Sindang Kasih, Kecamatan Ranomeeto Barat, Jumat (29/12/2017).
Menurut Akbar, pihaknya menganggarkan bantuan benih tahun ini agar petani menanam tepat waktu sesuai jadwal tanam. Sehingga tingkat kegagalan petani bisa terhindarkan.
“Kalau kita menggunakan bantuan benih dari pemerintah pusat, biasanya tidak tepat waktu sehingga petani cenderung rugi karena benih datang disaat jadwal tanam sudah lewat,” ujarnya.
Untuk diketahui, acara panen raya ini dilakukan oleh Bupati Konsel Surunuddin, Wakil Bupati Konsel Arsalim, Danrem 143 Halu Oleo (HO) Kolonel Arm Dedi Nurhadiman, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra Muhammad Nasir, Ketua DPRD Kabupaten Konsel Irham Kalenggo, Korwil Gempita Sultra Rustam beserta jajaran pemerintahan lainnya dan perwakilan Kementerian Pertanian (Kementan).
Bupati Konawe Selatan (Konsel) Surunuddin mengatakan panen raya ini merupakan bentuk keseriusan pihaknya dalam mendukung program pemerintah pusat khsusunya pengembangan jagung hibrida untuk pakan ternak. Menurutnya, semangat tanam petani harus terus didukung oleh semua pihak agar kedepan peningkatan produktivitas terus meningkat.
“Peningkatan produktifitas harus terus ditingkatkan, dan ini baru lokasi pertama saja. Pemkab terus mendukung apalagi Konsel daerah yang memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi,” ungkap Surunuddin usai acara panen raya.
Dikesempatan ini pun, ia mengharapkan agar pemerintah provinsi dapat membantu menjamin harga jual jagung hibrida di pasar. Sebab banyak keluhan dari petani saat musim tanam harga bisa mencapai harga Rp4.000,- an per kg. Namun ketika musim panen harga bisa merosot hingga Rp.2.800,-.
“Jadi saya minta juga bantuan dari Bulog bisa memastikan harga kita agar petani semangat untuk menanam dan ini adalah tugas kita semua,” pungkasnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra Muhammad Nasir menjelaskan luas lahan kebun jagung hibrida di Desa Sindang Kasih sekitar 70 hektar namun jika terus dikembangkan bisa mencapai 130 hektar dan ini merupakan titik terluas untuk pengembangan jagung hibrida. Ia pun menilai panen raya merupakan salah satu bentuk kesyukuran seluruh pihak yang telah bersinergi mendukung program tersebut baik pusat, daerah dan kabupaten.
Sepanjang tahun 2017 pun, pihaknya telah menanam jagung sekitar 92 ribu hektar dibanding tahun sebelumnya hanya 10 ribu hektar. Hal itu tentunya akan terus meningkatkan produktivitas jagung untuk mencapai swasembada pangan.
Sementara Kepala Desa Sindang Kasih Asep Rohaya berharap dengan adanya panen raya ini, pemerintah dapat terus memberikan perhatian kepada petani perihal harga jual jagung. Agar dapat bekerjasama dengan Perusahaan Daerah (Perusda).
Hal positif dengan adanya kegiatan ini yang didapatkan adalah guna meningkatkan semangat petani untuk terus menanam jagung hibrida. Sebab setelah panen padi dengan luas lahan sekitar 240 hektar itu biasanya petani tidak ada alternatif lain untuk menamam. Namun setelah adanya program penanaman jagung hibrida dan dibuktikan dengan panen raya bisa membangkitkan semangat petani.
“Seluruh warga sini mayoritas petani, dan kami bersyukur dengan adanya program ini serta semangat petani juga meningkat,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Rabu (27/12/2017) kemarin melakukan panen jagung, merica dan tanam Kakao di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), bersama jajaran Kepala Daerah yang turut hadir dalam rakor tersebut. (B)
Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Jumriati