GIZI BURUK– Dua balita asal Kota Kendari Adam (7) dan Pohara, Konawe Arisandi (10) saat di ruang perawatan Gedung Anak, RSUD Bahteramas Provinsi Sultra. Kondisi kedua bayi saat ini sudah membaik dibanding pertama kali mendapat perawatan medis, Rabu (3/1/2018). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM,KENDARI– Kasus gizi buruk menyerang dua balita, dari Kota Kendari dan Kabupaten Konawe.
Kedua bayi malang yakni Adam yang berusia 7 bulan dari Kota Kendari dan Arsandi yang berusia 10 bulan dari Hulu Pohara Konawe itu, kini tengah mendapat perawatan intensif dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Sulawesi Tenggara (Sultra).
Humas RSUD Bahteramas Masita mengatakan dua balita gizi buruk tersebut, saat ini dirawat di ruang perawatan Anak Lambu Barakati dibawah penanganan dokter spesialis anak dr. Hasniah.
“Kemarin ada juga balita dari Raha tapi cacingan dan kondisi sudah membaik, sedangkan anak dari Wakatobi belum keluar diagnosisnya. Intinya dua balita positif gizi buruk,” ungkap Masita kepada zonasultra, Rabu (3/1/2018) di RSUD Bahteramas.
Lisa, Ibu Adam mengatakan ketika lahir anaknya dalam kondisi sehat. Tapi saat memasuki usia 5 bulan, anaknya terserang demam, batuk dan sarampa. Dan hingga kini kondisi Adam tidak pernah lagi pulih sampai dokter memvonis jika buah hatinya itu terserang gizi buruk.
Tapi saat itu kata Lisa, dia tidak langsung membawa ke rumah sakit melainkan merawat Adam di rumah. Tak adanya biaya menjadi alasan Lisa dan suaminya Tunru tidak membawa Adam ke rumah sakit. Peghasilan Tunru yang bekerja sebagai buruh serabutan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari bagi keluarga yang menetap di bilangan Mandonga dengan menyewa kamar berukuran mungil itu.
Menurut Lisa, selama dirawat di rumah kondisi Adam tidak menunjukan perubahan signifikan. Satu waktu kondisi Adam membaik namun dilain waktu kondisinya kembali memburuk. Hal itu terjadi berulang-ulang selama dua bulan hingga membuat berat badan Adam menyusut dengan cepat. Puncaknya pada akhir Desember 2017, sekujur tubuh Adam memerah. Kulitnya dipenuhi bentolan cairan merah. Kondisi itu membuat Lisa panik, hingga memutuskan membawa sang anak ke RSUD Bahteramas pada hari Sabtu 30 Desember 2017 pukul 12.00 wita siang lalu.
“Makanya biasa saja saya kasihkan makanan bayi, tapi nda tahu kenapa juga bisa jadi begini,” ungkapnya.
Saat ini kondisi Adam mulai membaik. Perawatan yang didapatkan Adam diantarnya pemakaian salep pada kulit yang terkelupas dan memerah dan sejumlah obat serta susu gizi dari pihak medis.
Sementara itu balita Arsandi, mendapat perawata medis lebih dulu dari Adam. Arsandi dirawat pada Jumat (29/12/2017). Sebelumnya dia dibawa ke Puskesmas Perumnas.
Eti ibu sang bayi mengatakan anaknya sempat menkonsumsi susu kaleng diberikan oleh sang ayah.
“Gejala pertama dia kena demam, terus mamaku dia kasih air kepala langsung keluar merah-merah dibadannya,” ungkap Eti.
Setelah beberapa hari, bintik merah itu mulai berair dan ketika dipakaikan popok bintik tersebut pecah. Melihat kondisi sang anak semakin memburuk akhirnya Arisandi diantar ke RSUD setelah mendapat rujukkan dari Puskesmas.
Kondisi Arisandi saat ini sudah mulai membaik dibanding kondisi awal ia masuk. Bedanya dengan Adam, tubuh balita ini membengkak dan pucat akibat gejala penyakit gizi buruk. Namun sekarang sudah mulai mengecil dan kulitnya terkelupas.
Eti juga menambahkan, salah seorang dermawan memberikan bantuan kepada dirinya untuk pengobatan anaknya serta beberapa bantuan dari teman dan kerabat.
“Kita kasih susu bayi yang layak. Kita berharap orang tuanya dapat memperhatikan anaknya terutama kebersihannya. Biar kita rawat disini baik-baik kembali ke rumah bisa saja sakit kembali,” tukas Masita.
Biaya perawatan rumah sakit Adam ditalangi oleh Jamkesda Baheteramas sedangkan Arisandi masuk dalam kategori umum sebab, kedua orang tuanya tidak dapat melengkapi berkas administrasi seperti yang disyaratkan pada Jamkesda Bahteramas.
Kendati demikian, Masita menegaskan pihaknya akan mencari j solusi agar biaya pengobatan dapat ditanggung pemerintah karena mereka berasal dari keluarga kurang mampu. (A)
Reporter Ilham Surahmin
Editor : Tahir Ose