ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pasangan Dr. Ir. Asrun, M.Eng,sc dan Ir. Hugua, sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur periode 2018-2023, dinilai pasangan yang paling tepat untuk memimpin Sultra ke depan Asrun memiliki pengalaman menjabat wali kota selama 10 tahun di Kota Kendari. Demikian pula Hugua berhasil menjabat bupati Wakatobi selama 2 periode.
Kedua figur ini berhasil membawa perubahan pembangunan yang sangat signifikan. Figur ini diusung oleh 5 partai politik untuk maju bertarung memperebutkan kursi gubernur dan Wakil Gubernur Sultra. Lima partai pengusung itu, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Untuk melihat kesiapan pasangan Asrun-Hugua dan bagaimana visi misi yang akan ditawarkan kepada rakyat Sulawesi Tenggara, berikut petikan wawancara khusus wartawan ZONASULTRA.COM Ramadhan Hafid dengan Abdurrahman Shaleh, Ketua Tim Pemenangan pasangan calon Asrun-Hugua, di ruang kerjanya, Kamis (18/1/2017) lalu.
Apa pendapat anda melihat figur pasangan calon Asrun-Hugua?
Kita harus melihat secara obyektif, walaupun mungkin ada yang melihatnya secara subyektif. Kemudian untuk menempatkan pemimpin Sultra ke depan bukan karena atas dasar keinginan pribadi atau personal. Tetapi harus betul-betul masyarakat Provinsi Sultra membutuhkan apa lima tahun ke depan dan seterusnya? Kita harus tahu titik letaknya, bukan hanya karena profesionalisme saja, ada beberapa point keunggulan yang menentukan.
Secara spesifik pandangan anda?
Pasangan Asrun dan Hugua sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Sultra periode 2018-2023, merupakan pasangan yang tepat menjawab kebutuhan masyarakat ke depan. Pak Asrun dan Pak Hugua menjabat sebagai pemimpin di daerahnya masing-masing selama 10 tahun. Artinya kedua figur pemimpin ini punya kapasitas, kapabilitas dan kompetensi keilmuan yang cocok dan saling melengkapi untuk memimpin Sultra ke depan.
Bisa dijelaskan lebih rinci maksudnya?
Ya kedua figur pak Asrun dan pak Hugua mempunyai profesionalisme yang saling melengkapi untuk menjawab kepemimpinan Sultra, sebagaimana yang dibutuhkan masyarakat ke depan. Secara spesifik, pak Asrun yang mempunyai pengalaman menjabat Wali Kota Kendari selama 10 tahun, menguasai pengetahuan pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana dalam arti luas. Dengan pengalaman itu, pak Asrun mampu memberikan perubahan pembangunan Kota Kendari secara pesat. Ya tidak mungkin juga masyarakat Kota Kendari memilih Pak Asrun sebagai wali kota 10 tahun lamanya, kalau tidak mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
Lalu bagaimana figur Hugua?
Demikian juga pak Hugua, mempunyai networking yang mendunia. Kita lihat kemampuan pak Hugua mengembangkan Wakatobi menjadi obyek pariwisata yang mendunia. Mampu merubah Wakatobi yang tadinya tidak dilirik secara nasional, menjadi 10 destinasi wisata di Indonesia. Dan ini dunia mengakuinya. Secara spesifik kalau kita lihat, potensi wilayah Wakatobi kan 97 persen laut dan 3 persen daratan. Artinya memiliki visi dan konsep yang jelas membangun sektor kemaritiman. Dengan kemampuan tersebut, pak Hugua tentu dapat membuka cakrawala dan memperlebar kepaksayapnya ke seluruh wilayah Sultra.
Bila demikian, seperti apa figur pemimpin yang dibutuhkan masyarakat Sultra ke depan?
Figur yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat Sultra ke depan, ya tentu kami melihatnya ada ditangan pak Asrun dan pak Hugua yang sudah berpengalaman memimpin 10 tahun lamanya. Dua figur ini sangat cocok memimpin Sultra ke depan. Ada dua titik kulminasi pembangunan Sultra yakni pembangunan sektor pertanian dalam arti luas dan pembangunan sektor perikanan dan kelautan atau maritim. Untuk bisa meletakkan akselerasi pembangunan kedua sektor itu, dibutuhkan daya dukung infrastruktur sarana dan prasarana sebagai indikator kemajuan pembangunan Sultra.
Apa pendapat anda banyaknya Partai Politik yang mendukung pasangan calon Asrun-Hugua?
Saya tidak melihatnya begitu. Tapi dari tingkat grassroot mulai tingkat desa, kecamatan, kota/kabupaten dan provinsi, menentukan sikap terhadap pasangan calon (Paslon) kami pak Asrun dan pak Hugua. Dan di pusat juga sudah ada welcome seperti itu. Soal adanya Parpol yang tadinya mendukung Paslon Asrun-Hugua, lalu menarik dukungannya, bagi kami tidak ada masalah. Sebab yang terpenting, rakyat merasakan bahwa pilihan pasangan Asrun-Hugua tetap solid. Bahwa ada dielit politik ada ungkapan seperti itu, saya kira tidak ada masalah. Ditingkat grassroot sampai sekarang masih tetap solid dan setia.
Mengapa Parpol banyak yang unggulkan pasangan calon Asrun-Hugua?
Masing-masing Parpol mempunyai pendekatan, ada platform tersendiri. Saya tidak mau intervensi partai lain. Tentunya mereka punya penilaian, punya platform yang obyektif dan konstruktif. Tidak fragmatis, tetapi ada visi yang sama untuk membangun Sultra. Di dalamnya itu punya jargon-jargon partai yang mengharapkan, merasakan dan mengimpikan bahwa plaftform partai mereka, cocok dengan visi misi yang diajukan pasangan calon Asrun dan Hugua.
Bagaimana mesin partai politik dapat berjalan secara efektif untuk memenangkan pasangan calon Asrun-Hugua?
Jadi mesin politik Asrun-Hugua itu ada beberapa elemen, di luar elit partai politik. Ada paguyuban, ada komunitas atau kelompok, ada relawan. Itu semua berkembang secara kreatif. Saya sebagai ketua pemenangan, mengharapkan dan menginstruksikan kepada semua jaringan yang ada, untuk melakukan pendekatan politik yang bermartabat, santun dan tanpa melakukan antipati, caci maki dan seterusnya. Kita harapkan semua bergerak dengan melakukan pendekatan program. Sehingga di 17 kabupaten dan kota, dan 2,9 juta penduduk Sultra paling tidak mengetahui visi misi Asrun-Hugua dari denyut nadi jangkar prasarana dan sarana pendukung yang ada. Jadi kita main di program kerja.
Jadi bagaimana penekanan ke semua mesin politik pasangan calon Asrun-Hugua?
Lakukan pendekatan program kepada masyarakat Sultra, sesuai visi dan misi. Tidak boleh ada yang hujat menghujat. Kita ini kan diuji dalam hidup berdemokrasi. Ini kan namanya pesta demokrasi adalah daulat rakyat, kita harus lakukan dengan cara gembira dalam koridor yang benar. Tidak boleh kita melakukan melampaui kewenangan, apalagi saling menghujat. Seolah-olah kita mau berpisah, seolah-mau kiamat. Padahal ini adu program. Yang mau dipilih kan hanya satu pasang calon gubernur dan wakil gubernur Sultra. Toh juga berbakti dalam suatu kepemimpinan hanya satu bagian. Anda sebagai wartawan, tentu harus dapat menyajikan informasi yang dapat membangun daerah. Dapat menyampaikan informasi yang benar kepada publik. Demikian juga pemimpin Sultra ke depan, harus bisa membawa perubahan menuju kesejahteraan seluruh rakyat Sultra.
Berarti menghadapi Pilkada Sultra, masyarakat Sultra harus bersaing secara sehat. Apa anda setuju?
Betul. Silahkan bersaing, asalkan secara sehat. Silahkan adu program kepada masyarakat Sultra. Jangan ada hujat menghujat. Seluruh lapisan masyarakat harus bisa menyadari hal itu, sehingga nampak kualitas berdemokrasi kita. Kualitas demokrasi masyarakat Sultra secara umum dapat terjaga dengan baik, tidak merusak tatanan kehidupan kita bersama yang sudah baik, nyaman dan kondusif. Jangan karena pesta demokrasi, kita terpecah belah.
Bagaimana Anda melihat keunggulan Asrun-Hugua bila dibandingkan dengan calon lain?
Saya nggak mau melihat ke arah itu. Saya nggak mau bicara terhadap tetangga. Karena itu menyangkut pilihan yang lain. Yang jelas, program yang ditawarkan Pak Asrun dan Pak Hugua, itulah yang diimpikan oleh mayoritas masyarakat Sulawesi Tenggara. Sekali lagi saya nggak mau komentar terhadap tetangga. Tetapi harus dipahami bahwa kita berbeda tapi tetap bersahabat, karena yang kita perjuangkan ini hanya satu kan, untuk kepentingan kesejahteraan rakyat Sulawesi Tenggara. Silahkan adu program.
Duet Asrun-Hugua punya pengalaman 10 tahun menjadi kepala daerah, apakah pengalaman tersebut dapat menjadi modal dasar untuk memimpin Sultra ke depan?
Itu salah satu indikator. Meskipun belum memiliki pengalaman memimpin suatu daerah, kalau punya kemampuan dan kapasitas, tentu bisa saja. Hanya memang yang dibutuhkan sekarang, pemimpin yang sudah teruji, mempunyai pengalaman-pengalaman. Dengan pengalaman itu menjadi dasar untuk mempercepat program pembangunan dan mempercepat meraih aspirasi kebutuhan rakyat Sultra. Dalam skala Kota Kendari dan Wakatobi, pak Asrun dan pak Hugua sudah membuktikan kepemimpinannya membawa perubahan pembangunan. Kan tidak mungkinlah pak Asrun dan pak Hugua bisa memimpin Kota Kendari dan Wakatobi selama 10 tahun, kalau masyarakat tidak memberikan respek atas keberhasilan pembangunan yang dicapai.
Paslon Asrun-Hugua secara aktif melakukan sosialisasi sekaligus melantik relawan. Bagaimana Anda melihat antusiasme dan respon masyarakat?
Ini untuk memperkuat semangat kita untuk melakukan pendekatan-pendekatan sekaligus sosialisasi pasangan calon gubernur. Dan ternyata respek dan animo masyarakat sangat tinggi. Meskipun ada beberapa orang yang menilainya subyektif, tapi kami melihat secara fakta lapangan respon masyarakat sangat luar biasa.
Apa sebenarnya yang ingin diperoleh saat melakukan sosialisasi?
Kami sosialisasi sebenarnya memperjelas sekaligus melihat dan memastikan kondisi-kondisi kewilayahan serta kebutuhan di masing-masing titik yang didatangi. Sehingga Insyaallah, bila pak Asrun dan pak Hugua terpilih sebagai gubernur dan Wakil Gubernur Sultra ke depan, maka mengindentifikasi cluster-cluster program yang ada di wilayah lebih cepat, karena mereka sudah lebih paham. Dan masyarakat mengharapkan seperti itu. Ada beberapa contoh masyarakat berpendapat, kami mau bersama jika pasangan pak Asrun-Hugua dapat menyelesaikan masalah infrastruktur yang dihadapi. Itukan mempererat hubungan emosional kita dengan pemilih. Kita tentu memang mengharapkan pemilih yang cerdas dan rasional. Pemilih yang memiliki visi dan misi yang sama.
Bisa dijelaskan visi dan misi yang diusung pasangan calon Asrun-Hugua?
Visi dan misi yang diusung pak Asrun dan pak Hugua, ada tahapannya, ada kajian dan mekanisme. Namun demikian implementasinya tentu ada skala prioritas, mana yang menjadi kebutuhan rakyat, bukan keinginan. Yang jelas program visi dan misi yang diusung bukan keinginan sendiri yang ditawarkan kepada masyarakat. Tetapi benar-benar program yang diinginkan oleh rakyat yang dielaborasi oleh pasangan pak Asrun dan pak Hugua. Sekali lagi saya tegaskan kepada publik, bahwa visi dan misi yang diusung pak Asrun dan pak Hugua, merupakan keinginan rakyat Sultra.
Bagaimana pula anda melihat kesiapan masyarakat menghadapi Pemilihan Gubernur Sultra ke depan?
Yang terpenting nyaman, kondusif dan aman. Tidak ada provokasi dan intimidasi. Saya melihat aparat dan penyelenggara Pilkada sudah bekerja dan berjalan dengan baik. Belum ada sesuatu yang mengkuatirkan. Ini juga menjadi bukti kesejukan dan edukasi politik kepada masyarakat. Sekaligus menjadi ujian kita semua dalam menghadapi pesta demokrasi bahwa bagaimana menggagas program yang dibutuhkan rakyat. (Adv)