Pemkab Bombana Mulai Optimalisasi Pengembangan Kelapa dan Merica

Pemkab Bombana Mulai Optimalisasi Pengembangan Kelapa dan Merica
OPTIMALISASI - Pemda Bombana bersama Balitbangtan RI saat membahas optimalisasi pengembangan dua komodity pangan unggulan di ruang rapat Bupati Bombana. MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Pemerintah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini mulai mengoptimalisasi pengembangan komoditi tanaman pangan unggulan di beberapa wilayah di daerah itu. Target pengembangannya cenderung pada dua komoditi yaitu kelapa dan lada atau merica.

Pengembangan komoditi ini sebagai tindak lanjut peninjauan lokasi oleh Pemda Bombana bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) RI di beberapa lokasi potensial.

Hasilnya beberapa lokasi di wilayah Poleang serta Rumbia dan sekitarnya diakui sangat potensial untuk pengembangan dua komoditi ini.

Kepala Dinas Pertanian Bombana Asis Fair mengatakan, pihaknya sangat tertarik terhadap pengembangan jenis varietas kelapa yaitu kelapa hibrida kina.

Jenis tanaman ini dikenal sangat unik karena proses penanaman dan jangka waktu panennya yang cukup singkat.

“Cukup unik, karena kelapa ini hanya butuh 1 hingga 3 tahun sudah berbuah lebat. Tingginya juga hanya 1 meter dan semua sisi dari kelapa ini memikiki manfaat untuk masyarakat,” kata Asis Fair di ruang kerjanya, Rabu (7/2/2018).

Lanjut Asis, pengembangan varietas ini pula akan disiapkan alat pengolahannya. Buah dari kelapa ini akan diolah menjadi minyak yang awalnya masih kuning diolah menjadi minyak kelapa putih. Sabuknya diolah dengan baik untuk keperluan industri. Tempurungnya diolah menjadi arang berkualitas dan airnya diolah sehingga memiliki nilai produksi nira kelapa atau nata de coco.

Pengembangan komoditi ini akan dioptimalisasi melalui penyematan tanaman sela seperti lada atau merica.

“Kita memang menargetkan penanaman dua komoditi ini secara bersamaan karena peningkatannya juga yang sama. Aspek perawatannya juga akan terjamin karena ada kontrol terbaik dari Balitbangtan RI,” katanya.

Sebelumnya, Bupati Bombana Tafdil menjelaskan bahwa ada 600 hektar lahan yang disediakan untuk pengembangan komoditi kelapa. Baik kelapa dalam, kelapa pandan, genjah maupun hibrida. Dari lahan yang digencar, pihaknya berniat melakukan re-schedule program yang sangat memberi asas manfaat bagi masyarakat di Bombana.

Rencananya, pihaknya akan memanfaatkan ratusan hektar lahan untuk hibrida kina.

“Kita sangat tertarik dengan hadirnya Balitbangtan RI dalam pengembangan komoditi di wilayah ini. Sehingga kemungkinan kami akan melakukan pergeseran program di dinas pertanian. Daripada dananya mandek, lebih baik kita manfaatkan untuk pemanfaan lokasi 600 hektar ini untuk optimalisasi tanaman kelapa hibrida dibarengi dengan tanaman sela,” kata Tafdil beberapa waktu lalu.

Sementara Tim Koordinasi Balitbangtan RI Ismail Maskromo menyampaikan, upaya peningkatan pangan kelapa hibrida di Indonesia merupakan program dan inovasi dalam menjawab tantangan rendahnya produktivitas kelapa di Indonesia. Kata dia, Bombana merupakan salah satu daerah yang cukup potensial dalam pengembangan beberapa komoditi.

“Penanaman kelapa dengan optimalisasi tanaman sela ini sangat baik diterapkan di daerah ini. Sebab, beberapa analisis ekonomi pada pemanfaatan lahan dan kesuburan tanah di daerah Bombana sangat meyakinkan,” ujar Ismail. (B)

 


Reporter: Muhammad Jamil
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini