Menjadi Plt Wakil Walikota Kendari

Andi Syahrir
Andi Syahrir

Judul di atas bukan salah ketik. Itu sudah benar. Hal pertama yang hendak disampaikan dalam tulisan ini adalah sudahilah nyinyir, menghujat, mencaci atas kasus hukum yang menimpa Walikota Kendari Adriatma Dwi Putra (ADP). Biarlah proses hukum yang membuktikan ADP bersalah atau tidak.

Sore ini, Sulkarnain Kadir, politisi PKS, akan dilantik sebagai Plt Walikota. Dia adalah Wakil Walikota, pendamping ADP. Dengan dilantiknya Sul, praktis pemerintahan kota ini hanya digawangi oleh satu orang.

Jika kemudian pengadilan membuktikan ADP kelak bersalah, Sul akan ditetapkan sebagai walikota definitif, yang kewenangannya setara dengan ADP sebelum dia dinonaktifkan. Lalu kita pahami bersama bahwa ketika hal itu berlaku, tidak ada lagi wakil walikota. Sul akan menjadi walikota sekaligus wakil walikota. Ini tugas yang tidak ringan. Mari kita lihat seperti apa kira-kira warna Kota Kendari di bawah pengelolaan Sul.

Pertama, dari perspektif politik kepartaian. Mau tidak mau, suka tidak suka, PKS akan memiliki akses yang lebih kuat terhadap pembuatan kebijakan. Sul adalah Ketua PKS Kota Kendari. Sekalipun parlemen dikuasai oleh PAN, tapi pucuk pimpinan eksekutifnya adalah adalah kader PKS. Tentu saja ada semacam “pintu eksklusif” bagi PKS untuk mengakses kunci-kunci kebijakan (dan sekaligus kekuasaan). Tak akan bisa dipungkiri, pengambilan kebijakan pemerintah kota akan bernafas ideologi PKS, yang dalam banyak hal memiliki perbedaan dengan PAN, partai ADP.

Kedua, dari perspektif gaya kepemimpinan. ADP adalah anak muda, yang dengan semangat mudanya, kita melihatnya sebagai pribadi yang meletup-letup dan berenergi. ADP tidak lahir dari gemblengan keras kehidupan berpartai yang penuh dinamika. Berbeda dengan Sul, meskipun dia juga masih kategori muda (iyokah… hehehe), dia terlihat lebih dewasa dan matang. Kalimat-kalimatnya terukur, khas politisi yang telah melalui gemblengan panjang.

Sul dapat saja menyatakan bahwa kebijakan yang akan diambilnya kelak merupakan bagian integral dari visi-misi paket ADP-Sul, tapi tentu saja rasanya akan berbeda. Seperti makan sinonggi. Sama-sama sinonggi memang, tapi ada yang sayurnya pakai kopi gandu alias okra, ada yang pakai terong bulat. Misalnya begitu.

Dimana peran kita? Sebagai warga yang baik, kita dapat saja menjadi Plt Wakil Walikota. Membantu walikota meringankan tugas-tugasnya. Memberi masukan. Memberi data. Tapi tidak perlu merasa jadi wakil walikota beneran hingga harus ikut membuka acara… Hehehehe…

Sul adalah pribadi yang cukup milenial. Dia punya akun media sosial. Sayangnya, setelah menjabat sebagai wakil walikota, dia jarang update status. Dulu, beberapa kali menyumbang like pada tulisan #catatan_secarik_selarik, setelah jadi wakil walikota, dia terlihat naik angkot… lho…lho… nyambungnya dimana? Maksudnya, sudah jarang update status.

Padahal, dalam hemat saya, seorang pemimpin jaman now, dia harus tetap memelihara keterhubungan dengan rakyatnya secara langsung. Apalagi dia adalah hasil dari pemilihan langsung. Dengan demikian, penyerapan aspirasi warga tidak harus selalu melalui mekanisme mainstream seperti musrenbang, debat di parlemen, menghadap di ruang kerja, atau berunjukrasa.

Pemimpin di era sekarang seyogyanya lebih menipiskan sekat dengan rakyatnya. Tidak selalu “di bawah lindungan ajudan”. Sebaiknya, Plt Walikota kelak mengaktifkan kembali akun media sosialnya, sesekali memposting kalimat Tere Liye atau kalimat gombalan khas di film Dilan 1990…hehehe… atau mengemukakan pandangan-pandangannya atas sesuatu yang dapat membesarkan hati warganya yang sedang kebanjiran atau sedang menatapi bak mandinya yang keruh oleh air PDAM… Upss…

Kendatipun akun media sosial itu dioperatori oleh sebuah tim kerja. Di sana, segala macam aspirasi akan muncul dengan cepat. Sisa kita mau meresponnya segera atau mengabaikannya.

Saya tidak akan mengucapkan kata selamat buat Pak Sulkarnain atas pelantikannya sebagai Plt Walikota. Saya hanya ingin mengutip kalimatnya: cara kita prihatin dengan kasus hukum yang menimpa Walikota Adriatma Dwi Putra adalah dengan bekerja sebaik mungkin. Dan untuk itu, saya akan menjadi Plt Wakil Walikota bersama dengan lebih dari tiga ratus ribu warga lainnya. Yah, kita semua adalah Plt Wakil Walikota, turut berpartisipasi membangun Kendari menjadi lebih baik.***

 


Oleh : Andi Syahrir
Penulis merupakan alumni UHO & pemerhati sosial

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini