Pengusaha Kapal Kayu di Kabaena Ancam Mogok Berlayar, Ini Alasannya

Pengusaha Kapal Kayu di Kabaena Ancam Mogok Berlayar, Ini Alasannya
MOGOK BELAYAR - Para pemilik Kapal kayu di Kabaena menyatakan siap melakukan aksi mogok beroperasi jika masalah kedua belah pihak tidak secepatnya di selesaikan. Hal ini akan memberikan efek buruk terhadap aspek perekonomian di Kabaena. (MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Sejumlah pengusaha kapal kayu yang beroperasi rute Sikeli Kabaena Barat-Kasipute, Rumbia, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengancam akan menghentikan pelayaran. Hal tersebut merupakan protes atas hadirnya MV. Cantika Anugrah dianggap sangat merugikan usaha pemilik kapal kayu penumpang di daerah itu.

Rencana mogok berlayar ini akan dijalankan jika Pemda Bombana melalui Dinas Perhubungan tidak mengindahkan pernyataan sikap serta kesepakatan awal dalam pertemuan beberapa stakeholder beberapa waktu lalu.

Salah seorang perwakilan pemilik kapal lokal pemilik KM. Arfa Indah, Siddeking menegaskan, pihaknya bersama enam pemilik kapal kapal saat ini menunggu hasil musyawarah dari DPRD dan Pemda Bombana dalam menanggapi masalah tersebut. Jika tidak ada kepastian, pihaknya menyatakan siap mogok.

“Sebenarnya kami terima dengan hadirnya akses kapal cepat dalam hal ini MV. Cantika. Kami hanya keberatan dengan tidak adanya pengaturan yang baik oleh Pemda Bombana dan pihak instansi terkait tentang jadwal kapal cepat ini. Makanya, kami keberatan, rugi dong kami, ” Tegasnya saat di konfirmasi, Rabu (21/3/2018).

Siddeking pula menyampaikan pihaknya siap mengalihkan kapal pribadinya untuk melakukan usaha di daerah lain seperti di wilayah Wawonii. Hanya saja, ada beberapa pertimbangan yang selalu di pikirkannya.

” Kalau saya tidak masalah saya hanya pikir ketika saya alihkan ke daerah lain. Ada Anak Buah Kapal (ABK) masing-masing kapal punya tujuh orang ABK. Kasian mereka punya istri dan anak serta cucu mau cari uang dimana. Ini saya sampaikan agar Pemda dan DPRD serta instansi terkait bisa mempertimbangkan lagi,” keluhnya.

Ia tidak sekedar mengeluhkan soal ABK. Namun, beberapa sopir mobil yang setiap hari menunggu penumpang akan merasa dirugikan. Sebab, penghasilan para sopir saat ini adalah hasil dari muatan kapal kayu yang beroperasi rute Kabaena-Kasipute.

Siddeking juga mengakui selama ini yang melakukan aktivitas pemuatan barang-barang serta kendaraan menuju ke daratan Kabaena termasuk andil dari Kapal kayu yang ada.

” Tolong juga kita lihat sisi sejarahnya, dan efeknya ketika usaha kami di ganggu. Karena ada sekitar 50 Orang ABK yang terancam kehilangan pekerjaan jika kami hentikan aktivitas kapal, kan kasian juga, ” tukasnya.

Karena itu, para pemilik kayu merasa kehadiran MV. Cantika ini adalah sebuah petaka bagi kelancaran aktivitas para pemilik kapal kayu. Padahal niat pemda Bombana adalah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya dalam aspek pengentasan kemiskinan.

” kami terima dengan senang hati atas adanya kapal cepat. Hanya saja kami inginkan untuk menghidupkan perekonomian di wilayah lain di Kabaena, kami minta kapal MV. Cantika dikembalikan beroperasi di pelabuhan Batuawu, kabaena Selatan, ” ujarnya. (B)

 


Reporter : Muhamad Jamil
Editor : Tahir Ose

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini