ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Akses jalan yang menghubungkan desa Tedubara menuju Pising di desa Mapila, Kecamatan Kabaena Utara, kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) rusak parah. Padahal, jalur ini menjadi satu-satunya jalan menuju pelabuhan Fery di pulau Kabaena yang akan beroperasi dalam waktu dekat ini.
Memang, jalan ini tidak masuk dalam kategori jalan poros yang masuk dalam koridor arah pembangunan Pemerintah Daerah (Pemda) di tahun 2019 mendatang. Kendati demikian, pembangunan jalan ini mutlak dilakukan karena akan berdampak pada kemudahan akses jalan menuju keluar pulau Kabaena.
Menurut informasi sebagian warga, jalan ini rusak parah karena sering dilalui oleh kendaraan alat berat milik perusahaan tambang, PT Surya Saga Utama (SSU) dan PT Cahaya Saga Utama (CSU). Sayangnya, hadirnya perusahaan tersebut justru tidak memberikan dampak positif terhadap perbaikan infrastruktur jalan di daerah itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bombana, Man Arfa menyatakan, jalan tersebut sebenarnya sudah dimasukkan dalam program pembangunan infrastruktur di era kepemimpinan Tafdil-Johan periode 2017-2022. Kata dia, mestinya dalam Musrembang beberapa waktu lalu, jalan ini bisa dimasukkan dalam skala prioritas pembangunan daerah di tahun ini.
Menurutnya, selain pengaspalan jalan dari kelurahan Sikeli menuju Desa Enano yang berkisar hingga 30 kilometer, juga terdapat beberapa titik yang menjadi target pembenahan jalan, yaitu penggususran jalan dari Tedubara menuju Pising, termasuk pembenahan pasar yang ada di Kabaena Timur.
(Baca Juga : Masyarakat Kabaena Tunggu Realisasi Pembangunan Jalan Wisata Tangkeno)
Walau begitu, dia tidak tau secara pasti, mengapa jalan itu tidak masuk dalam skala prioritas pembangunan baik di tahun anggaran 2018 maupun tahun 2019. Padahal, kapal Fery yang menghubungkan Pelabuhan Pising di Kabaena – Kasipute di Rumbia Kabupaten Bombana tak lama lagi dioperasikan.
Menaggapi hal itu, Kepala Badan Perencaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bombana Sukarnaeni menyampaikan mengakui jika perbaikan jalan dari Tedubara menuju Pising memang sudah dimasuklan dalam program Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan tetap akan diperhatikan. Namun, masih terdapat beberapa wilayah yang masuk dalam koridor pembangunan paling prioritas.
“Kita merujuk pada koridor arah kebijakan pembangunan saat ini. terkait masuknya kapal Fery di Kabaena, ini kita tekankan koneksitas yang tersistem, baik darat maupun laut. Bukan berarti kami tidak melirik akses jalan ini,” kata Sukarnaeni, Minggu (1/4/2018).
Menurutnya, pembangunan di Kabaena memang menjadi prioritas Pemda Bombana, utamanya di sektor infrastruktur yang meliputi pembangunan jalan, penerangan dan peningkatan aspek sarana dan prasarana lainnya.
“Semua ada tahapannya, jika kita hitung jumlah aspirasi serta usulan program di 22 Kecamatan yang ada, itu ditaksir mencapai Rp6 triliun. Sementara, keuangan daerah saat ini hanya mencapai Rp900 miliar. Kan tidak sebanding,” ujarnya.
Terkait hadirnya PT SSU dan perusahaan lainnya di Kabaena, pihaknya menekankan agar perusahaan itu mampu mengatur jalur tersendiri sesuai aturan yang ada. Kata dia, jika ingin melintasi jalan masyarakat, maka perusahaan harus mengetahui aturan main yang ada.
“Ketika ingin memakai jalan masyarakat, maka harus ada koordinasi yang baik dengan Pemda. Jika perlu perusahaan bisa membantu Pemda dalam hal pembenahan jalan agar masyarakat bisa menikmati hadirnya perusahaan itu, dan ketika tidak mampu melakukan koordinasi, maka sangat jelas perusahaan melanggar dan merusak fasilitas negara yang ada,” katanya. (B)