ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada April hingga awal Mei 2018 potensi hujan dengan intensitas ringan akan mengguyur wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Prakirawan Stasiun Klimatologi Ranomeeto Siti Risnayah mengatakan, secara umum wilayah Sultra pada April hingga awal Mei 2018 mendatang diprediksi mengalami hujan kategori menengah (51 – 150 mm/dasarian). Diprediksi ada kecenderungan penurunan curah hujan pada pertengahan April kemudian kembali meningkat di akhir April hingga awal Mei mendatang. Pada periode tersebut, sebagian wilayah Kolaka Utara (Kolut) diprediksi mengalami curah hujan kategori tinggi (151-200 mm/dasarian).
Sementara wilayah Sultra pada awal April ini diprediksi berpeluang tinggi mengalami hujan kategori menengah (51 – 150 mm/ dasarian) kecuali sebagian wilayah Kolut, Konawe, dan Konut berpeluang mengalami hujan kategori tinggi (151– 300 mm/dasarian) serta sebagian wilayah Busel berpeluang mengalami hujan kategori rendah (<=50 mm/dasarian) serta sangat kecil kemungkinannya wilayah Sultra mengalami hujan kategori sangat tinggi.
“Untuk monitoring hari tanpa hujan di Sultra menunjukkan secara umum wilayah Sulawesi Tenggara mengalami hari tanpa hujan dengan klasifikasi sangat pendek (1 – 5 hari) dan pada beberapa wilayah mengalami hari tanpa hujan pendek (6 – 10 hari),” ungkap Naya melalui rilis pers, Kamis (5/4/2018).
Untuk sebaran curah hujan mulai tanggal 21 hingga 31 Maret tahun 2018 kemarin di wilayah Sultra pada umumnya berkisar dari rendah hingga tinggi. Curah hujan kategori rendah dengan intensitas 0 – 50 mm hampir terjadi di seluruh wilayah Sultra kecuali sebagian besar wilayah Kolut, Konawe, Konut, Konawe Selatan (Konsel), Kendari, Konawe Kepulauan (Konkep), Muna, dan Buton mengalami curah hujan kategori menengah dengan intensitas 51 – 150 mm serta di Baubau mengalami hujan kategori tinggi dengan intensitas 151 – 200 mm.
Sebelumnya BMKG menjelaskan saat ini posisi matahari berada sekitar equator menuju utara bumi. Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima lebih banyak sehingga potensi penguapan lebih besar.
Prakirawan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Adi Istiyono mengatakan, karena penguapan yang besar itulah potensi pertumbuhan awan hujan juga lebih besar.
“Biasanya ditandai dengan panas matahari dari pagi sampai siang hingga sorenya atau malam akan hujan dengan intesitas lebat disertai guntur dan angin,” ungkap Adi kepada zonasultra, Sabtu (31/3/2018) lalu.
Kemudian, adanya anomali cuaca seperti siklon di selatan maupun pola perlambatan angin dan pumpunan angin di atmosfer lapisan 3000 feet menjadikan kondisi atmosfer di atas wilayah Sultra masih sangat labil dan bisa menyebabkan pembentukan awan hujan pada siang hari maupun sore hari.
Olehnya, BMKG menghimbau warga untuk lebih waspada karena saat ini wilayah Sultra masih dalam musim hujan dan selalu hindari tempat terbuka atau lokasi yang dipenuhi pohon ataupun baliho bila ada peringatan potensi hujan yang disetai guntur dan angin. (B)