ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Keberagaman budaya yang terdapat di Sulawesi Tenggara (Sultra) selalu menarik minat peneliti untuk melakukan identifikasi terhadap budaya tersebut. Hal ini juga yang dilakukan sejumlah dosen Jurusan Antropologi, Universitas Halu Oleo (UHO).
Tim peneliti yang terdiri dari Prof. Nasruddin Suyuti, Laxmi, La Ode Aris, Muslan, Hasniah, dan Ahmarita melakukan identifikasi budaya Mekongga dalam perspektif kesukubangsaan di Kabupaten Kolaka.
Penelitian ini dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Kolaka dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
Untuk melengkapi data pada penyusunan laporan akhir, tim yang ketua Prof. Nasrudin Suyuti itu melakukan seminar akhir. Dalam pelaksanaan seminar akhir ini, banyak masukan dan saran yang diberikan oleh peserta seminar untuk perbaikan penyusunan laporan akhir tersebut.
Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kolaka, Jumat (27/11/2020). Dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh adat, serta pemerhati budaya yang ada di Kabupaten Kolaka.
Ketua Tim Peneliti Prof. Nasruddin Suyuti mengatakan ide identifikasi ini berawal dari keingintahuan para dosen terhadap nilai-nilai dan unsur-unsur kebudayaan Mekongga. Mereka melakukan penelitian ini selama tiga bulan, mendiskusikan dengan teori-teori kebudayaan yang ada.
“Melalui identifikasi ini kita ingin melihat apakah kebudayaan Mekongga ini bisa disebut sebagai sebuah kebudayaan. Bukan membandingkan dengan budaya lainnya, sehingga tidak menimbulkan kontroversi,” ujarnya.
Akan tetapi, kata dia, pengumpulan data, wawancara, dan pencarian informasi lainnya sudah dilakukan sejak lama oleh timnya. Meski di tengah pandemi Covid-19, timnya sangat bersyukur karena pelaksanaan penelitian ini dapat mencapai tahapan terakhir.
Kata dia, hasil identifikasi berdasar pada informasi yang didapatkan dari informan dan dokumen, serta buku-buku penelitian sebelumnya. Setelah penyusunan laporan akhir ini, selanjutnya akan diterbitkan dalam bentuk buku.
Untuk penerbitan buku ini, jelasnya, tim peneliti masih akan membicarakan dengan Pemerintah Kabupaten Kolaka. Apabila, hasil penelitian ini dianggap layak untuk diterbitkan, maka timnya akan melakukan revisi terhadap penyusunan laporan akhir sesuai dengan masukan dan saran yang diberikan oleh tokoh adat.
“Karena untuk terbit menjadi sebuah buku, maka ada prinsip-prinsip ilmiah yang akan kami lakukan,” pungkasnya. (a)