ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam kurun beberapa waktu terakhir udara di Sulawesi Tenggara (Sultra) siang dan malam hari terasa panas, hal tersebut dikarenakan gerak semu matahari yang bergerak ke arah Selatan.
Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu matahari yang seolah-olah bergerak dari selatan ke utara dan kembali ke selatan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena Bumi mengelilingi matahari dengan poros yang miring sehingga yang condong ke matahari kadang kutub utara dan kadang kutub selatan Bumi.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Kendari Adi Istiyono mengatakan, Sultra apabila dilihat secara geografis wilayah Sultra berada di bagian selatan dari garis ekuator (khatulistiwa) bumi. Sehingga dengan posisi saat ini matahari bergerak menuju arah selatan, udara siang dan malam hari akan terasa lebih panas dari biasanya.
“Rerata suhu kita 32-33 derajat, tapi ini kalau dari Bumi seakan matahari yang bergerak tapi sebenarnya kan Bumi yang bergerak mengelilingi matahari. Jadi kenapa gerak semua matahari. Tidak bisa dipastikan berapa lama kondisi ini akan terjadi karena sudah semestinya seperti itu dampak dari gerak semu matahari apalagi sekarang menuju ke arah selatan,” ungkap Adi melalui sambungan telepon seluler, Rabu (18/11/2020).
Udara panas yang terasa di malam hari sendiri diakibatkan karena pancaran radiasi matahari yang diserap bumi pada siang tidak langsung ke atmosfer sebab terhalang oleh awan tebal yang mulai tumbuh di langit Sulawesi Tenggara (Sultra) menjelang musim penghujan.
Atas kondisi ini, Adi menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial dan internet bahwa Indonesia mengalami gelombang panas itu tidak benar adanya. Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir dengan hal tersebut.
Editor: Ilham Surahmin