Aksi Teror, Polda Sultra akan Tingkatkan Pengamanan Jelang Ramadan

Gedung Polda Sultra
Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku akan lebih meningkatkan upaya pengamanan menjelang awal Ramadan tahun ini. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi aksi teror seperti yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum lama ini.

Wakapolda Sultra Brigjen Pol Waris Anggono mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat berencana akan melaksanakan rapat internal guna memantapkan persiapan operasi pengamanan. Jenderal bintang satu itu menyebutkan beberapa tempat yang bakal menjadi objek pengamanan, seperti tempat ibadah dan sejumlah tempat umum lainnya.

Misalnya, pusat perbelanjaan seperti kompleks pertokoan yang menjajakan produk-produk asing. Selain itu, seluruh kantor polisi juga akan terus disiagakan sebab tidak menutup kemungkinan bakal menjadi sasaran aksi teror.

“Saat ini juga kami masih menunggu rencana operasi ketupat dari Mabes Polri yang rutin dilakukan setiap tahunnya,” ungkap Waris dihubungi via WhatsApp, Selasa (30/3/2021).

Sementara itu, menanggapi peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral, Kota Makassar, Waris mengungkapkan Polda Sultra sudah melakukan antisipasi sejak awal.

Kata Waris, Polda Sultra telah melaksanakan beberapa kegiatan di antaranya penggalangan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk menghilangkan tindakan radikalisme, intoleransi dan terorisme. Di samping itu, pihaknya terus melakukan patroli berskala besar pada titik rawan yang dianggap akan menjadi sasaran aksi teror.

“Kami juga mensiagakan Pasukan Lawan Teror yang setiap saat dapat digerakkan untuk mengantisipasi dan menindak upaya-upaya gangguan teror,” jelasnya.

Aksi teror berupa bom bunuh diri sebelumnya terjadi di depan Gereja Katedral Kota Makassar pada Minggu (28/3/2021) pagi. peristiwa itu sempat terekam kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Dua pelaku berinisial L dan YSF langsung meninggal dunia sesaat setelah terjadi ledakan. Belakangan diketahui keduanya merupakan pasangan suami istri yang baru menikah enam bulan.

Peristiwa tersebut terjadi setelah para Jemaah Gereja baru selesai melaksanakan ibadah. Beruntung tidak ada korban jiwa lain, hanya terdapat sejumlah orang di antaranya petugas keamanan dan umat Gereja yang mengalami luka-luka.

Menurut sumber kepolisian, pelaku merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daullah (JAD) yang pernah melakukan pengeboman di Jolo, Filipina.(B)

 


Penulis : M9
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini