Anda Pecinta Wisata Laut, 9 Pulau di Sultra Ini Wajib Anda Kunjungi

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Wisata pulau merupakan salah satu wisata yang paling banyak digandrungi masyarakat. Selain memberikan pengalaman yang unik dan menarik, wisata pulau juga dapat memberikan sejumlah edukasi yang penting bagi pengetahuan.

Di Sulawesi Tenggara terdapat begitu banyak gugusan pulau yang sayang untuk dilewatkan saat Anda ingin berwisata bersama orang-orang terdekat.

(Baca Juga : 7 Surga Wisata Tersembunyi di Sulawesi Tenggara)

Nah, kali ini Zonasultra.com akan merangkum sejumlah pulau indah yang ada di Sultra dan mengulasnya untuk Anda.

Berikut ulasan pulau-pulau indah di Sultra yang dikumpulkan dari berbagai sumber:

1. Pulau Saponda

Pulau Saponda adalah salah satu pulau yang terdapat di wilayah teluk luar Kendari. Secara administratif Pulau Saponda masuk pada wilayah Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Pulau ini memiliki beberapa potensi yang memungkinkan untuk dikembangkan. Beberapa potensi yang dimiliki adalah pasir putih, lawasan kelola laut (KKL) dan produksi ikan.

Pulau Saponda yang berada di tengah laut membuat kondisi lautnya sangat jernih dengan struktur pasir putih dan berkarang. Pasir putih ini terhampar di pesisir pulau sehingga suasana ini membuat orang yang berkunjung di pulau ini merasa betah. Pulau ini sangat berpotensi untuk dijadikan destinasi wisata.

Kawasan kelola laut merupakan wilayah yang diinisiasi dari lembaga lokal untuk melakukan perlindungan terhadap kawasan laut di sekitar pulau . Hal ini melahirkan peraturan desa terhadap kawasan tersebut . Warga melakukan penanaman dan transplantasi terumbu karang sehingga menjadi tempat bertelur ikan dan dijadikan kawasan wisata penyelaman dan penelitian.

Berhadapan dengan Laut Banda membuat ikan yang ada di pulau ini masih terjaga. Hampir 100 persen masyarakat yang hidup di pulau Saponda memiliki pencaharian sebagai nelayan. Pulau Saponda menjadi salah satu pemasok kebutuhan ikan di Kota Kendari.

2. Pulau Lara

Panorama yang ditawarkan pulau ini sangat menawan. Airnya yang jernih menjadi surga bagi para pencinta olah raga air, seperti diving atau snorkeling. Apalagi pulau ini berada di kawasan teluk staring sehingga airnya tenang dan jernih.

Pemandangan di Pulau Lara tidak kalah indah dengan pulau-pulau di timur Indonesia lainnya. Ada pantai dengan air laut jernih serta pecahan karang layaknya pulau-pulau kecil.

Pulau ini pun tidak terlalu jauh dari Kota Kendari. Berjarak sekitar 50 km dari pusat kota dan dapat dijangkau dengan perjalanan darat kurang lebih 45 menit, baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

3. Pulau Hari

Pulau Hari merupakan sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang yang terletak di bagian Timur Kota Kendari. Pulau ini terkenal dengan keindahan panorama alamnya yang masih alami.

Permukaan air yang jernih membuat para pengunjung bisa memandang dengan jelas gugusan karang besar dan kecil yang terdapat di dasar laut. Selain itu, Pulau Hari juga memiliki hamparan pasir putih yang bersih.

Dari kota Kendari, pulau ini dapat dijangkau dengan menempuh perjalanan laut menggunakan perahu atau speed boat kurang lebih 5 jam.

Pulau Hari merupakan salah satu solusi bagi Anda yang butuh ketenangan dan tantangan alam bahari, juga pemandangan pantai yang berpadu secara alami dengan garis-garis kebiruan air laut merupakan tantangan bagi pecinta fotografi untuk mengabadikan keindahan alam pulau ini.

4. Pulau Senja

Pantai yang berada di Desa Wawatu, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan ini hanya mengandalkan pemandangan pantainya, pasirnya yang putih dan batu-batu cadas yang seakan keluar dari laut.

Pantai ini pun bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang bisa Anda kunjungi di libur akhir pekan, khususnya bagi Anda yang senang menghabiskan waktu di alam.

5. Pulau Sagori

Pulau Sagori terletak di Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Pulau ini memiliki daratan yang berbentuk melengkung ke arah selatan.

Panorama di kawasan pulau ini cukup menarik. Perairannya pun juga jernih. Keindahannya lebih jelas akan terlihat dari atas pegunungan di Pulau Kabaena.

Empat perpaduan warna antara warna biru tua, biru muda, putih dan hijau yang berasal dari pohon-pohon cemara akan ditampilkan dari sudut itu. Namun siapa sangka di balik keindahannya, pulau ini menyimpan misteri.

Banyak kapal yang karam saat melintasi perairan di kawasan ini. Ya. Perairan di pulau ini dikenal dengan sebutan Segitiga Bermuda di Kabaena dan menjadi kuburan bagi kapal-kapal yang berlayar mendekati pulau.

Sagori konon berasal dari nama seorang gadis yang berhasil ditemukan oleh warga setempat pada saat air laut surut. Saat ditemukan kondisinya sudah lemah. Para pemburu hasil laut lalu menggendongnya ke sebuah onggokan pasir. Namun sayang, setelah sempat menyebutkan namanya yakni Sagori, gadis tersebut meninggal. Semenjak itu warga menyebut onggokan pasir itu dengan nama Pulau Sagori.

Menurut tokoh masyarakat setempat, hampir setiap dua tahun perairan di kawasan pulau ini menelan korban. Entah itu kapal tenggelam karena menabrak karang ataupun korban manusia yang hanyut disapu gulungan ombak. Sehingga diperkirakan banyak kapal yang terkubur di dasar laut perairan Pulau Sagori.

Salah satunya adalah kapal layar milik VOC serta kapal lain yang diperkirakan berasal dari Tiongkok yang pernah ditemukan oleh masyarakat setempat pada tahun 1973. Warga yakin kapal yang ditemukan adalah kapal milik Tiongkok karena kapal tersebut memiliki simbol-simbol Tiongkok seperti gambar naga yang terukir dengan jelas. Selain itu ditemukan juga piring antik dan gerabah lainnya.

Meskipun begitu, tak jarang karena keindahan alaminya yang cukup indah, banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke pulau ini. Tidak hanya untuk sekedar berjemur di hamparan pasir yang putih, bahkan mereka juga melakukan aktivitas seperti snorkeling maupun diving.

Memang belum banyak fasilitas di pulau ini. Namun bila Anda penasaran akan keindahan dan kemisteriusannya Anda dapat mengunjungi pulau ini.

6. Pulau Tomia

Mengunjungi Wakatobi tak puas jika tidak sekalian menyusuri dan menjelajahi gugusan pulaunya yang cantik.

Wakatobi adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara yang memiliki panorama keindahan, tak hanya tersohor di dalam negeri saja, melainkan juga mancanegara. Salah satu gugusan pulau yang sayang bila dilewatkan di Kabupaten Wakatobi ini adalah Pulau Tomia.

Pulau Tomia adalah salah satu pulau di gugusan kepulauan tukang besi itu. Pulau ini terletak di selatan Pulau Kaledupa dan di utara Pulau Binongko. Di Pulau Tomia ini terdapat 2 kecamatan yaitu Kecamatan Tomia Induk di Waha dan Kecamatan Tomia Selatan di Osuku.

Pulau Tomia memang serupa keindahan yang tak terbantahkan di salah satu gugusan pulau di Wakatobi ini. Tak hanya cantiknya alam, pantai, hamparan pasir, serta laut yang biru saja, keindahan surga bawah laut di Pulau Tomia pun menjadi harta karun tersendiri yang harus Anda temukan ketika mengunjungi Pulau Tomia.

7. Pulau Binongko

Jalan-jalan ke Wakatobi, alangkah serunya bila mampir ke salah satu pulaunya yang memukau.

Panoramanya yang menawan membuat siapapun yang mengunjungi Wakatobi akan betah dan tidak ingin meninggalkan pulau cantik tersebut. Selain itu, keperawaan pantai di Wakatobi pun menjadi daya tarik tersendiri yang tidak bisa begitu saja dilewatkan.

Tak hanya pemandangannya, karakteristik yang unik pun menjadi nilai tambah tersendiri bagi pulau-pulau tersebut untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Pulau Binongko.

Pulau Binongko terletak di selatan Pulau Tomia. Di Pulau Binongko ini, Anda dapat menikmati keindahan alam tak terbantahkan. Diving atau snorkeling di lautnya yang indah, kemudian menikmati keindahan keanekaragaman hayati bawah laut yang cantik dan tidak terjamah tangan-tangan jahil. Terumbu karang yang cantik dan terjaga pun akan dengan mudah ditemukan di alam bawah laut Pulau Binongko.

Tak hanya itu, sejarah pun kental menyelimuti asal usul Pulau Binongko ini. Masyarakat Binongko memiliki memori yang mengisahkan tentang hubungan asal-usul masyarakat Binongko dalam hubungannya dengan China. Di dalam tradisi lisan masyarakat Binongko, diceritakan bahwa suatu waktu kapal China lewat di perantaraan Pulau Tomia dengan Pulau Binongko.

Di pantai ada seorang laki-laki yang sedang membuang jala, dan melihat sebuah kapal, maka berkatalah lelaki itu bahwa kapal itu tidak akan mampu meninggalkan Pulau Binongko, maka berhari-hari kapal itu berlayar, tidak pernah juga meninggalkan Pulau Binongko.l

8. Pulau Liwuntongkidi

Kabupaten Buton yang merupakan bekas Kesultanan Buton selain terkenal sebagai penghasil aspal, ternyata juga mempunyai destinasi wisata yang bisa diibaratkan sebagai surga kecil nan indah. Pulau Liwutongkidi tempatnya.

Pulau Liwutongkidi terletak di Kecamatan Siompu dan Kadatua, Kabupaten Buton yang dapat ditempuh dari Pelabuhan Kota Baubau dengan menaiki speedboat selama 15 menit.

Pulau tak berpenghuni yang memiliki luas sekitar 1.000 km ini menawarkan pemandangan yang menakjubkan dengan hamparan pasir putih dan kekayaan bawah laut yang mempesona. Keanekaragaman terumbu karang dan biota lautnya menjadi daya tarik tersendiri bagi Anda yang memiliki hobi diving.

Selain diving, Pulau Liwutongkidi ini cocok sebagai tempat menenangkan diri karena jauh dari kebisingan, sehingga menciptakan suasana yang nyaman diiringi suara deburan ombak.

Untuk menjangkau pulau ini, Anda dapat memulai perjalanan dari Kota Kendari, selanjutnya menuju Baubau dengan pesawat perintis selama 1 jam perjalanan atau kapal laut selama 4 jam perjalanan.

9. Pulau Kadatua

Pulau Kadatua merupakan pulau para nelayan tangguh di Pulau Buton daerah penghasil ikan-ikan segar berada di daerah ini.

Tidak cuma itu, Pulau Kadatua juga memiliki surga pantai yang indah, tepatnya di Kelurahan Banabungi. Pantai Banabungi terletak di ujung Pulau Kadatua yang berhadapan langsung dengan Kota Baubau.

Untuk sampai ke Pulau Kadatua membutuhkan waktu selama 20 menit perjalanan laut dengan menggunakan perahu motor atau katinting.

Setelah pantai di Banabungi maka ada lagi kampung nelayan yang terletak di Kelurahan Kaofe yang berada di tengah Pulau Kadatua. Tidak hanya para nelayan yang bisa kita lihat sedang membuat jaring, tetapi kita juga bisa menyaksikan tenggelamnya matahari dari kaofe ini.

Penulis: Ilham Surahmin & Dikutip Dari Berbagai Sumber