ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang ke-XIII tahun 2018 di Kabupaten Kolaka membawa berkah tersendiri bagi Muh Akbar Sarifuddin.
Pasalnya dalam event tersebut atlet selam ini berhasil meraih dua keping medali emas. Pundi-pundi medali emas tersebut diraihnya pada cabang olahraga (cabor) selam di nomor paralel course dan dan M course putra.
Tiap keping medali emas itu rencananya akan diapresiasi oleh Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi senilai Rp 20 juta per keping. Sehingga total dari dua medali emas tersebut dihargai dengan nilai Rp 40 juta. Pemda Wakatobi baru akan menyerahkan bonus kepada atlet peraih medali pada bulan Februari 2019 yang langsung ditrasferkan ke rekening masing-masing.
Bukan hal yang tidak mungkin bagi Akbar untuk menunaikan hajatnya yang sudah direncanakan sejak dua bulan yang lalu. Dengan bonus prestasinya yang tergolong cukup mumpuni, sebagai biaya pernikahan yang telah disiapkan Pemda.
Pria kelahiran Pare pare, Sulawesi Selatan (Sulsel) 18 Mei 1988 itu merencanakan pernikahannya di tahun 2019 bersama gadis impiannya, warga Kecamatan Tomia yang berdomisili di kota Kendari.
Awalnya dia berinisiatif mengikut Porprov ke XIII di Kabupaten Kolaka untuk mengharumkan nama Kabupaten Wakatobi.
“Bukan hanya untuk mengharumkan nama deerah saja sebenarnya. Tapi untuk mengenalkan olahraga air itu tak kalah dengan olahraga lainnya. Sekaligus menarik minat orang banyak untuk olahraga yang begelut dengan kepariwisataan,”katanya.
Olahraga air bukanlah olahraga yang mahal, kata Akbar, dia bisa bergelut dengan dunia bawah laut karena link pertemanan yang dibangun sebelumnya.
Dari pertemanan itu dia mulai belajar bermain air, dan menjadi sebuah hobi yang menghasilkan rupiah untuk menutupi kehidupan sehari-harinya di Wakatobi.
“Sejak tahun 2014 saya mulai menggeluti olahraga diving. Sehari-harinya saya di Wakatobi menjadi dive guide (pemandu selam) dan pemandu snorkeling di Dinis Cemara Dive Center (DCDC) kabupaten Wakatobi yang terletak di desa Wapiapia, Kecamatan Wangiwangi, tidak terlampau jauh sejak saya bekerja disana hingga pada suatu hari diberi kepercayaan oleh pemilik DCDC untuk menjadi staf di sana,”tuturnya.
Dalam sebulan dia dapat menghasilkan minimal Rp 2 juta, dan maksimal Rp 5 juta per bulannya. Itupun kalau lagi banyak tamu yang berwisata selam ke Wakatobi.
“Hasil yang saya dapatkan dari pemandu selam itu bervariasi. Tergantung dari banyaknya tamu. Penghasilan itu juga diluar tip yang diberikan oleh wisatawan. Insya Allah bisa mencukupi kehidupan sehari-hari di Kabupaten Wakatobi,”ujarnya.
Namun di perjalanannya berkompetisi di Porprov sejumlah kerabat, atlet, manager dan official kontingen kabupaten Wakatobi kerap kali membully dirinya karena belum juga menikah di umurnya yang telah mencapai 30 tahun.
“Saya sangat memahami ejekan-ejekan itu adalah candaan teman-teman untuk menghibur disaat penat. Disisi lain hal itu adalah motivasi dari kerabat untuk saya, agar segera melepas masa lajang,” ucapnya.
“Namun diluar jangkauan mereka hal itu sudah saya rencanakan dan memang telah saya niatkan sebelum mengikuti Porprov di Kolaka, Hastag 2019 menikah. Dan apresiasi dari pemerintah yang menjanjikan Rp 20 juta untuk tiap medali itu adalah untuk tambahan biaya pernikahan karena sebelumnya juga saya sudah menabung, insya Allah cukup,”ungkap pria yang akrab disapa Onenk itu.
Sementara itu, manager DCDC, Muhriddin yang juga telah menjadi orang tua baginya di Wakatobi membeberkan, jika niat Akbar itu dapat segera terealisasi dalam waktu dekat maka ia akan memfasilitasi kebutuhan pernikahannya.
“Di mata kami, Onenk adalah pria yang bertanggung jawab, rajin juga penyayang. Kita ini menunggu waktu pelamaran, Insya Allah sewa gedung dan lain sebagainya bakal kami tanggung dan fasilitasi, dia tahunya nikah saja, pokoknya bereslah,”bebernya.
Muhriddin menambahkan, setelah perhelatan Porprov di Kolaka ini, selain bonus Pemda juga telah menyiapkan kontrak kepada atlet yang meraih medali untuk menjadi pegawai kontrak di daerah.
“Seperti yang dijanjikan pemda, semua atlet peraih medali dalam agenda ini akan dijadikan pegawai kontrak lingkup pemda Wakatobi,”tutur Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Tata Ruang Kabupaten Wakatobi itu.
Begitu pula dengan Inalis Veranica istri dari manager DCDC, ia berharap agar Onenk segera melangsungkan pelamaran agar pernikahan segera dilaksanakan, sebab wanita itu tidak boleh dibiarkan berharap terlalu lama.
“Wanita itu harus diberi kepastian, jangan berlarut-larut diberi harapan. Jangan sampai ada yang lebih dulu meminangnya,”harapnya saat ditemui di Kompleks Manugela, Kecamatan Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi. Minggu, (6/1/2018).
Ayah dari Onenk, Sarifuddin yang berprofesi sebagai wiraswasta mengatakan, tidak pernah membatasi hobi dan profesi anak ketiga dari lima orang anaknya itu.
“Kami selaku orang tuanya selalu mendukung apa yang menjadi profesinya. Selama itu masih hal yang positif, juga bisa menjadi contoh bagi saudara-saudaranya,”imbuhnya.
Di sisi lain Sarifuddin juga sudah mengharapkan agar putranya itu segera menikah.
“Sebenarnya kami orang tua sudah sangat mengharapkan agar Onenk segera menikah, hanya saja setiap kali kita tanya, dia jawabnya belum ada yang cocok untuk pendamping hidupnya. Urusan jodoh juga kami tidak mengintervensi, sebab yang akan menjalani itu adalah dia. Jadi siapapun pilihannya kami yakin itu yang terbaik baginya,”ungkapnya saat diwawancarai via telepon.
Senada dengan suaminya, Fitriani, menuturkan anak ketiganya dari lima orang bersaudara itu merupakan anak yang mandiri dan tidak bergantung pada orang tua.
“Apa yang dia raih dan yang dia torehkan untuk Wakatobi adalah kebanggaan tersendiri buat kami orang tua. Semoga apa yang dia niatkan tahun depan itu segera dilaksanakan karena dalam keluarga saat ini, tinggal dia dan si bungsu yang belum menikah,” ungkapnya.
“Kami berharap secepatnya dia menikah, karena sudah sering juga kita ingatkan supaya dingat-ingat juga itu umur,” tutup Fitriani. (a)