Balai Karantina Perketat Pengawasan Lalu Lintas Sapi dan Kambing di Sultra

Balai Karantina Perketat Pengawasan Lalu Lintas Sapi dan Kambing di Sultra
BALAI KARANTINA - Balai Karantina Pertanian Kendari melakukan pengawasan terhadap hewan ternak (sapi dan kambing) yang dilalulintaskan melalui seluruh pelabuhan yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (10/8/2018). Hal ini juga memastikan kesehatan hewan ternak tersebut menjelang hari raya kurban atau Iduladha 1439 Hijriah. (Foto Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Hari Raya Iduladha 1439 Hijriah atau lebaran kurban semakin dekat. Pengawasan pun dilakukan berbagai pihak untuk memastikan kesehatan dari hewan ternak tersebut.

Pengawasan terhadap hewan ternak ini juga dilakukan Balai Karantina Pertanian Kendari. Instansi ini semakin memperketat pengawasan sapi dan kambing yang dilalulintaskan melalui seluruh pelabuhan yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Balai Karantina Kendari drh. LM Mastari mengatakan, sebulan terakhir pihaknya mencatat frekuensi dan jumlah sapi dan kambing yang diantarpulaukan di dalam wilayah Sultra, atau masuk dan atau ke provinsi lain terus meningkat.

(Baca Juga : Kadistanak Sultra: Sembelih Hewan Kurban di Luar RPH Tetap Dapat Pengawalan)

Sebutnya, dari Juni sampai Juli 2018 jumlah sapi yang keluar ke Sulsel meningkat dari 133 ekor menjadi 586 ekor. Sedangkan kambing juga mengalami kenaikan dari Sulsel ke Sultra naik dari 127 ekor menjadi 276 ekor.

“Untuk menjamin sapi dan kambing yang dilalulintaskan tersebut bebas dari penyakit, Balai Karantina Pertanian Kendari melakukan pemeriksaan,” ujar Mastari di Kendari, Jumat (10/8/2018).

Dia menjelaskan bahwa pihaknya telah meminta kepada seluruh petugas Karantina untuk memperketat pengawasan lalu lintas sapi dan kambing di seluruh pelabuhan di wilayah Sultra.

“Setiap sapi yang dilalulintaskan melalui pelabuhan, pasti kami periksa kesehatannya. Sampel darahnya kami ambil untuk diperiksa di laboratorium,” tambahnya.

Mastari menguraikan bahwa penyakit yang patut diwaspadai adalah anthrax dan brucellosis. Sebab anthrax dapat menular pada manusia dan dapat mengakibatkan kematian, sedangkan brucellosis menyebabkan keguguran pada ternak sapi.

(Baca Juga : Distanak Sultra Akan Pastikan Kelayakan Hewan Kurban pada H-7)

Meskipun begitu, Mastari menuturkan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir berlebih dengan anthrax. Pasalnya penyakit tersebut sudah sangat lama tidak ditemukan di Sultra. Kasus anthrax di Sultra terakhir ditemukan tahun 1975.

“Sementara untuk mengatasi penyakit brucellosis, laboratorium kita sudah terakreditasi oleh KAN untuk melakukan pengujian RBT guna mendeteksi penyakit ini,” ungkap Mastari.

Tak hanya menjalankan tugas pokoknya menjaga di pintu masuk dan keluar (bandara dan pelabuhan). Tidak menutup kemungkinan pihaknya ambil bagian dalam pemeriksaan hewan kurban masyarakat di tempat pemotongan.

Saat dibutuhkan, Karantina siap membantu Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban sebelum disembelih, dengan bantuan sembilan orang dokter hewan yang siap bekerjasama. (B)

 


Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini