
ZONASULTRA.ID, WANGI-WANGI – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan kelompok tani menandatangani komitmen pengendalian inflasi dan bantuan teknis (bantek) pengembangan komoditas bawang merah di Desa Liya Togo, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Rabu (9/11/2022).
Sejumlah kelompok tani tersebut adalah kelompok tani Gapoktan Tamburu Liya, kelompok tani Liya Bisa sekaligus menerima bantuan pertanian dari Kantor Perwakilan BI Sultra.
Bupati Wakatobi Haliana melalui Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kamaruddin mengatakan, Bupati mengharapkan bahwa setelah masyarakat diarahkan untuk menanam bawang merah, harapannya pemasarannya juga gampang.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wakatobi Tamrin menyebut mereka menarget sebesar 30 hektare, dengan jumlah kelompok tani sebanyak 30 kelompok tani. Diupayakan supaya satu kelompok bisa mengembangkan satu hektare.
“Jadi kalau pun bantuan-bantuan kita tidak sepenuhnya mengakomodir semua sarana produksinya, maka kita bekerja sama dengan berbagai pihak antara lain dengan BI,” ujarnya.
Menurutnya, itu adalah salah satu komitmen Pemda dengan BI agar hal tersebut bisa berkelanjutan. Program itu akan multiyear, program-program BI akan dikerjasamakan agar bisa diwujudkan di Kabupaten Wakatobi.
Kepala Seksi Kehumasan Kantor Perwakilan BI Sultra Ali Muhasan menjelaskan, turunnya mereka ke Wakatobi untuk melihat bagaimana Wakatobi bisa lebih kontributif dengan potensi yang dimiliki Wakatobi hingga 30 hektare.
Kata dia, itu target pengembangan komoditas bawang merah karena komoditas bawang merah ini adalah salah satu komoditas penyumbang inflasi yang sering terjadi, baik secara regional maupun nasional.
“Makanya BI turun hari ini karena kami melihat bahwa Wakatobi ini bisa menjadi salah satu supplier di Sultra. Karena kondisinya pada saat ini Wakatobi masih menerima dari daerah lain,” jelasnya.
Sementara di sisi lain, lanjut Ali Muhasan, Wakatobi lahan dan petaninya sangat potensial. Sehingga BI turun langsung, karena melihat bisa sentra produksi baru di Wakatobi dapat dikembangkan.
“Jadi Wakatobi bisa mandiri dan harapannya juga ke depan mungkin akan laksanakan kerja sama antar daerah,” ucapnya.
Ali Muhasan melanjutkan, adapun bentuk dukungan dari BI salah satunya adalah pendampingan klaster, sebagai tahapan pengembangan klaster dengan cara melakukan bantek. Bantek yang diberikan BI bukan sebatas tentatif atau misal sekali namun berkelanjutan.
“Karena setelah bantek pasti kita monitoring kembali, sampai akhirnya pada tahap bisa direplikasi apa yang sudah dilatih untuk lahan yang lebih luas lagi, itu cita-cita bersama Pemda,” pungkasnya. (B)
Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Muhamad Taslim Dalma