Banyak Kendala, REI Hanya Mampu Pasarkan 3.010 Unit Rumah Subsidi

Tahun Ini Pengembang Indonesia Target Bangun 6.000 Rumah Subsidi di Sultra
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Selama tahun 2018 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) hanya mampu memasarkan sebanyak 3.010 unit rumah subsidi bagi masyarakat yang berpenghasilan Rp2 juta hingga Rp4 juta.

Padahal, target REI untuk penjualan rumah subsidi tahun lalu sebanyak 3.500 unit. Sehingga angka ini dinilai tidak memenuhi target.

Ketua DPD REI Sultra Iwan Setiawan mengatakan, kendala yang menyebabkan tidak tercapainya target tersebut yakni ada perubahan peraturan atau regulasi pemerintah seperti sistem registrasi pengembang harus menggunakan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), dan harus punya tenaga teknis dalam satu pengembang tersebut. Faktor lain yang menjadi penghambat yakni perizinan online satu pintu (OSS).

Kendala lain selanjutnya yaitu di bagian penyaluran bahan bangunan, di mana cuaca ekstrim dengan tingginya ombak dapat menghambat penyaluran bahan bangunan.

“Karena kita juga biasa ambil bahan di Makassar, dan kondisi cuaca di akhir-akhir tahun masih ekstrim. Jadi, beberapa daerah memang kita kendalanya di situ, dan regulasi itu baru diterapkan di 2018 kemarin,” ujar Iwan di kantornya, Rabu (23/1/2019).

Saat ini REI Sultra merangkul berbagai pengembang properti. Sebanyak kurang lebih 85 pengembang yang ada di Sultra secara aktif telah memajukan REI dengan berbagai tampilan bangunan yang dihasilkan untuk pembangunan rumah subsidi.

Diantara 85 pengembang di Sultra, ada sekitar 60 pengembang tersebar di Kota Kendari. Dan yang lainya ada di masing-masing kabupaten dan kota yang ada di Bumi Anoa.

Untuk lembaga keuangan yang sudah teken Perjanjian Kerjasama Operasi (PKO) yakni BTN, Mandiri, BRI, BNI, Bank Sultra dan untuk bank swasta yakni Bank Artagraha. Bank swasta juga saat ini pertumbuhannya sangat bagus, sehingga turut menopang pembiayaan perumahan dari REI.

Pihaknya berharap agar pengurusan IMB dipermudah dengan menurunkan harga pengurusan yang mencapai Rp1,5 juta. Karena di daerah lain IMB untuk rumah-rumah subsidi digratiskan.

Adapun pembeli rumah di Sultra didominasi oleh pegawai negeri sipil dan sisanya karyawan swasta serta wiraswasta.

“Sebenarnya pasar dan kebutuhan hunian untuk pekerja informal cukup besar di Sultra. Sebagian besar merupakan pedagang dan nelayan,” ujarnya. (a)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini