Bea Cukai Sebut OSS dan VDNI Jadi Peyumbang Devisa Terbesar di Sultra

Bea Cukai Sebut OSS dan VDNI Jadi Peyumbang Devisa Terbesar di Sultra

ZONASULTRA.ID, KENDARI– Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Kota Kendari, Purwatmo Hadi Waluja menyebutkan Obsidian Stainless Steel (OSS) dan Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) menjadi perusahaan dengan volume ekspor tertinggi di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sejak januari hingga agustus 2022 perusahaan OSS menyumbangkan devisa sebesar 3,2 miliar US dollar dengan volume ekspor sebesar 2 juta kilo gram.

Kemudian perusahaan VDNI menyumbang devisa sebesar 1,3 miliar US dengan volume ekspor sebesar 469 ribu kg.

Dijelaskan, secara umum nilai ekspor Sultra mulai Januari hingga 31 Agustus 2022 mengalami pertumbuhan yang positif dari target yang ditentukan.

Pasalnya kinerja devisa ekspor yang tercatat di dalam kantor Bea Cukai cukup positif, apalagi kegiatan ekspor Sultra sudah dapat dilakukan dari pelabuhan Kendari langsung ke beberapa negara tujuan.

Bea Cukai mencatat lima perusahaan besar di Sultra yang mendominasi devisa ekspor yaitu OSS, VDNI, Aneka Tambang, Graha Makmur Cipta Pratama, dan Wijaya Karya Aspal.

Untuk perusahaan Aneka tambang memberikan andil terhadap devisa ekspor sebesar 36 juta US dollar dengan volume ekspor 9 juta kg.

Kemudian, Graha Makmur Cipta Pratama memberikan sumbangsih devisa ekspor 2 juta US dengan volume 410 ribu kg, serta perusahaan Wijaya Karya Aspal memberikan devisa ekspor sebesar 1,65 juta US dollar dengan volume 55 juta kg.

Sementara itu, kata Purwatmo, untuk nilai devisa impor Sultra hingga 31 Agustus 2022 sedikit mengalami fluktuatif dan juga mengalami kenaikan namun tidak sebesar kenaikan devisa ekspor.

Data impor dan ekspor Sultra tahun 2022 mengalami pertumbuhan dimana nilai ekspor hingga 31 Agustus 2022 tercatat mencapai 3,431 juta US dolar lebih, sedangkan untuk impor mencapai 1,697 juta US dolar lebih.

“Dengan demikian, capaian ekspor dan impor kita pada Agustus 2022 mengalami peningkatan 35 persen dan untuk ekspor masih di dominasi dari sektor pertambangan,” katanya.

Dia menambahkan, Bea Cukai ditugaskan untuk ikut mendukung program pemulihan ekonomi nasional berdasarkan tugas dan fungsinya, yaitu menangani impor dan ekspor.

Untuk ekspor produk kelautan didominasi oleh kepiting kaleng dan sektor pertanian belum ada ekspor sama sekali.

“Di tahun 2022 ini kami yakin makin banyak eksportir baru sehingga optimis bisa lebih meningkatkan lagi realisasi penerimaan. Kami melihat generasi muda mulai bermunculan untuk melakukan ekspor di Sultra,” ujarnya. (*)

Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini