Beras di Konut Tembus Harga Rp 800 Ribu per 50 Kg

Beras di Konut Tembus Harga Rp 800 Ribu per 50 Kg
PENYALURAN LOGISTIK - Kepala Disperindag Konut, Muhardi Mustafa, bersama pihak TNI dan Bulog saat mendistribusikan bantuan beras untuk korban banjir di Konawe Utara.(Jefri/ZONASULTRA.COM).

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Bencana banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), tak hanya memporak-porandakan harta benda masyarakat dan fasilitas umum saja. Bencana itu juga menyebabkan kenaikan harga terhadap sejumlah bahan kebutuhan keluarga di wilayah itu.

Dari informasi yang dihimpun awak media Zonasultra.com di lapangan, harga bahan melambung drastis hingga dua kali lipat dari harga normal. Harga beras per karung isi 50 kilogram (kg) dari penjualan sekitar Rp 480 ribu naik menjadi Rp 800 ribu. Selanjutnya elpiji 3 kg dari harga Rp 25 ribu menjadi Rp 80 ribu, dan gula pasir dari Rp 14 ribu menjadi Rp 20 ribu per kg. Harga ikan dan sayuran pun juga naik.

Baca Juga : Bulog Bantu 100 Ton Beras untuk Korban Banjir Konut

Kondisi tersebut, membuat sejumlah masyarakat mengeluh, terutama wilayah yang terdampak banjir antara lain Kecamatan Andowia, Asera, Oheo, Landawe, Langgikima dan Wiwirano. Pasalnya, selain tertimpa musibah, untuk untuk memperoleh bahan makanan seperti beras sangat sulit.

“Naik sekali harga barang. Penyebabnya karena susah akses transportasi. Baru jembatan Asera juga putus, terus jalan terendam banjir. Harapan kami pemerintah bisa bantu supaya kita juga masyarakat tidak susah,” kata Martono salah seorang korban banjir.

Diungkapkannya, untuk bantuan logistik bencana banjir dari pemerintah seperti mie instan, air mineral dan beras sampai saat ini terus diperoleh. Namun, stoknya secara bertahap mengingat yang dilanda banjir mencapai 5 ribuan jiwa.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Konut, Muhardi Mustafa menyampaikan kenaikan sejumlah bahan memang terjadi. Namun, itu di wilayah tertentu saja yang sangat sulit dijangkau baik menggunakan transportasi darat maupun laut.

“Iya benar, kami peroleh data dari pemerintah kelurahan dan desa. Seperti di wilayah Morombo itu berasnya sampai Rp 800 ribu per karung 50 kilogram, gas Rp 80 ribu (3 kg), gula (per kg) Rp 20 ribu, mie instan per bungkus Rp 5 ribu. Ini terjadi karena akses di wilayah itu lumpuh total akibat banjir,” terangnya.

Baca Juga : Crisis AID Indonesia Salurkan 5 Ton Beras ke Wilayah Terisolir di Konawe dan Konut

Dikatakan, sedangkan untuk wilayah yang terdampak banjir lainya yang masih bisa dijankau, lanjut mantan Kadis Pertambangan Konut ini, seperti andowia, asera, dan lainnya masih stabi. Mengatasi hal itu, pihak pemerintah setempat langsung mendistribusikan sejumlah barang yang menglami kenaikan harga, serta terus menyalurkan bantuan logistik kepada para korban banjir melalui tim tanggap darurat penanggulangan bencana.

“Seperti wilayah Morombo langsung kami gelar hari ini operasi pasar mendropkan gas elpiji 3 kilo sesuai harga eceran tertinggi Rp 22.500 per tabung. Sedangkan beras kami dropkan sebanyak 50 ton, ini gratis untuk masyarakat. Ini kami lakukan selama masa penanggulangan bencana, dan akan kembali dinormalkan setelah situasi akses dan lainnya kembali stabil,” tukasnya.

Dia menambahkan, terkait adanya oknum yang memanfaatkan situasi, pihaknya menepis hal tersebut. Hingga saat ini tim Disperindag Konut terus melakukan pemantauan di lapangan. (A)

 


Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini