Berpotensi Kekeringan, Ratusan Ribu Hektar Sawah di Sultra Belum Diasuransikan

Berpotensi Kekeringan, Ratusan Ribu Hektar Sawah di Sultra Belum Diasuransikan
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Belum lama ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi kekeringan di 11 daerah dengan status siaga.

Puluhan wilayah itu yang tersebar di enam kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni Kota Baubau, Kabaena Barat, Poleang Timur, Poleang, Poleang Barat (Bombana), Lasalimu, Batauga (Buton Selatan), Kota Kendari, Lainea (Konawe Selatan), Parigi, dan Tongkuno (Muna).

Dibandingkan tahun 2018, potensi kekeringan tahun ini lebih kering karena selain memasuki puncak musim kemarau September terdapat pula faktor El Nino meski kekuatannya lemah.

Baca Juga : 11 Daerah di Sultra Berpotensi Status Awas Kekeringan

Di Indonesia secara umum dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan. El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur.

Aris menyebutkan, peringatan dini potensi kekeringan tersebut dapat menjadi perhatian pemerintah setempat untuk mengantisipasi kekeringan yang bakal terjadi, terutama dampak bagi petani padi yang bisa saja mengalami gagal panen (puso).

Sementara itu, Staff Unit Teknik Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Kendari Ainul anugrah mengungkapkan bahwa saat ini sekitar 530 hektar lahan sawah yang ada di Kabupaten Konawe sekitar 500 hektar dan Kabupaten Kolaka 30 hektar masuk dalam asuransi Jasindo yang preminya bersumber dari dana swadaya petani bukan Pemda setempat.

Sawah yang Terendam Banjir di Sultra Tak Terdaftar Asuransi
Ainul Anugrah (kanan)

“Swadaya itu Petani 20 persen, 80 persen disubsidi pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan),” kata Ainul di kantornya, Selasa (10/9/2019) kemarin.

Baca Juga : Sawah di Baubau Mulai Alami Kekeringan

Namun pabila menggunakan skema Pemda, petani sama sekali tidak mengeluarkan biaya untuk pembayaran premi. Pemda 20 persen dan 80 persen tetap subsidi pemerintah melalui Kementrian Pertanian.

Ia juga menyebutkan, dalam waktu dekat Pemkab Konawe akan menandatangani MoU dengan Asuransi Jasindo untuk mengasuransikan sekitar 45 ribu hektar lahan sawah di sana.

“Iya daerah lain belum ada baru ini, InsyaAllah Konawe segera kami tanda tangan MoU, dan berharap ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain,” Ainul menambahkan.

Data tahun 2018 Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sultra lunas lahan sawah yang tersebar di sejumlah kabupaten sebesar 132 ribu hektare.

Kabupaten Konawe sendiri berdasarkan data dinas setempat memiliki luas lahan sawah produktif sebesar 42.750 hektar, sedangkan Bombana sekitar 17.182 hektar dan sisanya tersebar di daerah lain yakni Kolaka Timur (Koltim), Kolaka dan Konawe Selatan (Konsel).

Ainul menjelaskan proses klaim juga sangat mudah apabila terjadi puso, bahwa petani yang ingin mengklaim caranya melapor kepada petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), petugas PPL akan membuat laporan ke Jasindo atau langsung melalui website Sistem Informasi dan Aplikasi Pertanian (SIAP).

Baca Juga : Tujuh Daerah di Sultra Diprediksi Alami Kekeringan

Kemudian, untuk mendaftar ansuransi, biaya preminya sebesar Rp180 ribu, namun karena disubsidi oleh pemerintah sebesar 80 persen, maka iuran preminya sisa Rp36 ribu perorang per hektar sawah.

“Jadi,mendaftar sebagai anggota asuransi, hanya membayar Rp36 ribu per 1 Hektare (Ha) dan itu dibayar hanya satu kali setiap musim tanam ,” ujarnya.

Jasindo menargetkan tahun 2020, pihkanya akan rutin melakukan sosialisasi langsung ke petani sehingga dapat meningkatkan pemahaman para petani akan pentingnya asuransi.

Kasus Puso Akibat Banjir

Saat banjir bandang yang terjadi Juni 2019 kemarin sebanyak 9.751 hektar lahan sawah mengalami puso, dengan asumsi jumlah produksi gabah kering sebanyak 39.004 ton atau senilai Rp156 miliar.

Kabupaten Konawe menjadi daerah dengan luas lahan puso terbesar yang mencapai 7.224 hektar yang tersebar di 11 kecamatan. Disusul Koltim 1.269 hektar yang tersebar di 6 kecamatan.

Kemudian Konsel 849 hektar di 8 kecamatan, Konawe Utara (Konut) di 3 kecamatan seluas 312 hektar, Kolaka 96 hektar di 7 kecamatan. Lalu, untuk jagung tersebar di Koltim 2.672 hektar di 7 kecamatan, Konut 402 hektar, Konawe 14 hektar pada 1 kecamatan, Konsel 136 hektar pada 5 kecamatan.

Baca Juga : Banjir di Koltim, 170 Hektar Padi Sawah Puso

Asuransi Jasindo Cabang Kendari yang menegaskan luasan lahan sawah yang terdampak banjir di sejumlah wilayah Sultra tidak terdaftar dalam asuransi Jasindo.

“Tidak ada sama sekali kelompok tani yang terdaftar, sehingga ketika ada dampak banjir yang mengakibatkan gagal panen tidak bisa kami cover,” ungkap Staf Unit Teknik Jasindo Kendari Ainul Anugrah di ruang kerjanya, Kamis (20/6/2019).

Padahal, kata Ainul, ketika sawah yang terdampak banjir terdaftar sebagai peserta asuransi Jasindo, maka kelompok tani berhak mendapatkan klaim per hektar sawah sebesar Rp6 juta. (A)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini