ZONASULTRA.COM, BAUBAU – Area persawahan di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai mengalami kekeringan akibat musim kemarau.
Mang Diki, seorang petani di Kelurahan Kampoenaho, Kecamatan Bungi, Kota Baubau adalaah salah satu yang terdampak. Seluas lima hektare sawahnya sejak beberapa minggu belakangan tidak dapat diairi. Mang Diki sendiri mengurusi total 10 hektare sawah milik majikannya.
Dia mengatakan, jika diumur satu bulan seperti sawahnya saat ini pengairan tidak baik, hasil panen nanti tidak maksimal. Dia sendiri memprediksi sawahnya akan panen pada Oktober 2019 nanti.
“Ini sudah tidak bisa dialiri air lagi. Padahal sawah ini punya bendungan air sendiri. Kalau begini terus panen tidak akan baik,” ujarnya sambil menunjuk sawahnya yang kering ditemui Rabu (4/9/2019).
Kekeringan sawah ini dibenarkan Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kota Baubau, Marwan Maulana, saat ditemui di kantornya, Kamis (5/9/2019).
(Baca Juga : Musim Kemarau, Masyarakat Wakatobi Diminta Waspada Kebakaran)
Katanya kekeringan terjadi di seluruh area persawahan Kota Baubau, yakni Kecamatan Bungi, Surawolio, dan Kecamatan Lealea. Total lahan persawahan di Kota Baubau dari tiga kecamatan ini sendiri mencapai 1.600 hektare.
Marwan melanjutkan, petani di Kecamatan Surawolio dan Lealea tidak bisa menanam karena pematang sawah mengering. Begitu pun dengan sebagian petani di Kecamatan Bungi juga tidak bisa menanam dengan alasan serupa.
Sulitnya mengairi sawah para petani bukan semata-mata disebabkan kemarau. Hal itu, kata Marwaan, juga disebabkan irigasi sawah yang kurang baik.
“Sekarang ini, hanya sawah-sawah yang punya irigasi teknis yang bisa diairi. Itu yang bisa ditanami seperti di Bungi,” ucapnya.
Untuk menangani masalah ini, kata Marwan, lewat rapat bersama petani di Kota Baubau belum lama ini, memberi solusi untuk pengadaan pompa air. Tujuannya agar aliran sungai yang rendah dapat dipompa naik menuju irigasi sawah.
(Baca Juga : Musim Kemarau, Ini Lokasi Hutan dan Lahan Berpotensi Terbakar di Sultra)
“Sudah di kelompok-kelompok tani itu (pompa),” ujarnya menerangkan bahwa pompa air itu sudah dibagikan kepada masyarakat, meski tidak membeberkan detail waktunya.
Selain itu, instansinya juga berencana memperbaiki parit-parit sawah yang sudah tidak maksimal menyuplai air. Hanya saja dia tidak membeberkan kapan waktu pengerjaan parit sawah tersebut.
Marwan pun tidak bisa memastikan jumlah pasti sawah yang alami kekeringan. Kepala Seksi Bidang Produksi Dinas Pertanian Baubau sedang dinas di luar kota sehingga stafnya belum bisa memastikan jumlah pastinya. (b)