ZONASULTRA.ID, KENDARI – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Sulawesi Tenggara (Sultra) berharap hadirnya Holding Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) di Sultra bisa membuat pesantren mandiri dalam perekonomiannya.
Deputi Kepala BI Sultra Adik Afrinaldi mengatakan, pesantren memang diutamakan untuk pendidikan sehingga dari segi peluang ekonomi kadang tidak diperhatikan. Sehingga, melalui Hebitren ia harap bisa mandiri dalam ekonomi untuk pendirian fasilitasnya.
“Bukan kita mengarahkan, tapi kita ngasih saran aja agar bisa mandiri dalam pesantren. Kita memfasilitasi adanya Hebitren ini,” ucap Adik di Kendari pada Senin (6/1/2023).
Lanjutnya, ada beberapa hal yang ingin dicapai terkait adanya Hebitren di Sultra, utamanya dari segi kehalalan produk karena terkait dengan syariah. Kata dia, mulai dari inputnya jangan sampai terkena yang haram-haram menurut Islam, prosesnya halal jangan sampai terkena najis, serta output yang halal.
Ia juga berharap pesantren di Sultra yang tergabung dalam Hebitren bisa saling terhubung untuk melengkapi kekurangan dan kebutuhan masing-masing pesantren.
Selanjutnya, BI juga merencanakan adanya Hebimart yang produknya berisi hasil produksi pesantren dan dijual pada masyarakat dengan harga yang sesuai.
“Kami harapannya dari sesi inflasi juga ada ketahanan pangan dan komoditas-komoditas itu dijual dengan harga terjangkau. Jadi bukan cuma konvensional yang ikut bergerak, tapi juga dari sisi syariah yang ikut bergerak mengendalikan inflasi,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Hebitren Sultra Samsul Huda mengatakan bahwa memang program dalam waktu dekat yang dicanangkan adalah membuat supermarket yaitu Hebimart dengan produk dari hasil usaha pondok pesantren di Sultra yang dirancang dengan sistem syariah.
Kata dia, berdirinya Hebimart ini berangkat dari fungsi pondok pesantren yang fokusnya pada dakwah, pendidikan serta program sosial dengan harapan Hebimart ini bisa membangun silaturahmi ekonomi di pesantren yang ada di Sultra.
“Dengan adanya silaturahmi ekonomi itu maka diharapkan akan terbangun sistem perekonomian berbasis pesantren dengan sistem syariah,” ucapnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Agama (Kemenag) Sultra, terdapat 140 pondok pesantren yang berdiri di Sultra, 20 di antaranya tergabung dalam keanggotaan Hebitren.
Samsul mengatakan, beberapa pesantren telah memiliki produk sendiri seperti pesantren Al Ambawi Konsel memiliki produk pertanian teritegrasi pada hasil pertanian, peternakan, perikanan.
Kemudian ada pesantren Hidayatullah Kendari yang fokus pada sektor peternakan dan saat ini mulai merintis juga pertanian terintegrasi. Pesantren Al Bukhari juga memiliki produk ikan air tawar dan hasil pertanian organik, serta pesantren Al Amin Mawasangka Buton Tengah (Buteng) memiliki produk minuman jahe dan varian rasa lainnya dengan sertifikat halal.
“Tentunya masih ada beberapa pondok pesantren lagi yang menawarkan produk misalnya ada daging segar, hingga sayur-sayur organik, nantinya semua produk pesantren akan hadir di Hebimart,” tutupnya. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati