ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat inflasi Sultra sampai dengan April 2017, sebesar 0,63 persen year to date (ytd) atau secara tahunan sebesar 2,64 persen year on year (yoy).
Menurut Kepala Perwakilan BI Sultra, Minot Purwahono, tekanan inflasi pada awal tahun sebagian besar berasal dari sisi kelompok komoditas administered price. Seiring dengan kebijakan pemerintah di bidang energi, khususnya tarif tenaga listrik.
“Sementara itu, tekanan inflasi pada kelompok volatile food dan inflasi inti pada awal 2017, relatif terkendali seiring terjaganya pasokan di pasar,” ujarnya saat media konferensi di Hotel Grand Clarion Kendari, Rabu (24/5/2017).
Untuk mengantisipasi kenaikan harga menjelang Ramadhan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan meningkatkan intensitas pemantauan harga dan melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk memastikan ketersediaan komoditas strategis dan mengurangi tekanan harga di pasar.
Upaya lain yang akan ditempuh untuk mencegah spekulasi harga yakni dengan menggelar pasar murah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota. Serta menghimbau masyarakat untuk melakukan konsumsi secara wajar pada bulan Ramadhan nanti.
Menyikapi hal tersebut, KPw BI Sultra akan terus berkoordinasi dan bersinergi dengan pemerintah dan stakeholders. Dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan upaya pengendalian inflasi daerah. Menurut Minot, koordinasi tersebut terus dilakukan melalui berbagai forum ekonomi, penelitian komoditi unggulan, pemberdayaan sektor riil.
“Dan melalui TPID yang sudah terbentuk di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sultra, termasuk yang sudah terbentuk di tingkat provinsi,” tukasnya. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati