BPS Sebut Produksi Komoditas Pangan Strategis Sultra Meningkat

256
BPS Butur Rekrut 57 Tenaga Sensus Ekonomi
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat, produksi berbagai komoditi pangan strategis seperti padi, jagung, kedelai dan ubi kayu di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada tahun 2015 meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 lalu.

BPS Butur Rekrut 57 Tenaga Sensus Ekonomi
Ilustrasi

Seperti dikutip dari laman sultra.bps.go.id pada Jumat (15/7/2016), angka tetap (ATAP) produksi padi Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebanyak 660.720 ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebanyak 3.102 ton (0,47 persen) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,23 kuintal/hektar atau naik 0,49 persen walaupun luas panen turun seluas 28 hektar (0,02 persen).

Lima daerah yang menjadi produsen padi di Sultra adalah Konawe yang memproduksi 234.169 ton GKG atau 35,44 persen dari produksi padi Sultra. Disusul Konawe Selatan sebanyak 109.670 ton GKG. Lalu Kabupaten Kolaka sebanyak 88.694 ton GKG, Bombana sebanyak 82.662 ton GKG dan Kolaka Timur sebanyak 77.289 ton GKG.

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Untuk produksi jagung, pada tahun 2015 Sultra memproduksi sekitar 68.141 ton pipilan kering. Jumlah ini mengalami kenaikan sebanyak 7.541 ton (12,44 persen) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 3,23 kuintal/hektar (12,81 persen), meskipun luas panen juga mengalami penurunan sebesar 77 hektar (0,32 persen).

Kabupaten Muna masih menjadi penghasil jagung terbesar di Sultra dengan memproduksi 32.007 ton pipilan kering atau sekitar 46,97 persen dari total produksi jagung Sultra. Disusul oleh Buton, Bombana, Konsel dan Kolaka Timur.

Pada tahun 2015, produksi kedelai Sultra juga meningkat sebanyak 7.108 ton dibandingkan tahun 2014 lalu. Produksi kedelai Sultra pada 2015 sebanyak 12.799 ton biji kering. Peningkatan produksi kedelai terjadi karena kenaikan luas panen seluas 2.809 hektar (55,31 persen) dan produktivitas sebesar 5,02 kuintal/hektar (44,81 persen).

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Adapun daerah yang menjadi penyuplai produksi kedelai di Sultra adalah Konsel, Buton utara, Konawe, Kolaka dan Muna.

Selanjutnya, produksi ubi kayu Sultra tahun 2015 sebesar 175.095 ton umbi basah,mengalami kenaikan sebanyak 9 ton (0,01 persen) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,56 kuintal/hektar (0,27 persen), meskipun luas panen mengalami penurunan sebesar 22 hektar (0,26 persen).

Adapun lima daerah penghasil ubi kayu terbesar di Sultra adalah Buton, Buton Utara, Wakatobi, Muna dan Konsel. (B)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini