PASAR – Sejak memasuki bulan Ramadan, beberapa jenis sayuran yang dijual di sejumlah pasar tradisional Kendari, mengalami kenaikan harga hingga dua kali lipat dari harga normal. (Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejak memasuki bulan Ramadan, beberapa jenis sayuran yang dijual di sejumlah pasar tradisional Kendari, mengalami kenaikan harga hingga dua kali lipat dari harga normal.
Kenaikan harga diduga dipengaruhi oleh musim hujan yang sedang melanda beberapa wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra). Akibat dari terjadinya banjir sehingga merusak tanaman sayuran petani.
Seperti yang diungkapkan pedagang sayur di pasar Lawata Fatan, bahwa harga sayur seperti bayam Rp 12 ribu per ikat yang sebelumnya pembeli bisa mendapatkan dengan harga Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu per ikat. Kangkung yang biasanya 3 ikat Rp 5 ribu, naik menjadi Rp 5 per ikat, daun kacang Rp 7 ribu per ikat, harga kacang panjang biasanya 3 ikat Rp 10 ribu, sekarang menjadi Rp 12 per ikat.
“Begitu juga dengan harga wortel Rp 30 per kilogram, kentang berkisar mulai Rp 17 hingga Rp 25 per kilogram,” ujar dia saat diwawancarai di Pasar Kaki Lima Lawata, Senin (29/5/2017).
Menurut Fatan, sayuran tersebut di pasok dari Tanea dan Wolasi, Konawe Selatan. Sementara kentang dan wortel di datangkan dari Sulawesi Selatan.
Hal serupa juga dikatakan Pedagang Pasar Korem, Sunartin jika kenaikan terjadi sejak awal puasa. Walaupun pembeli banyak mengeluhkan kenaikan harga yang terlalu tinggi. Namun pembeli tetap ramai.
“Sayuran susah didapatkan karena lagi musim hujan,” ungkap Sunartin.
Kata dia, tanaman kacang panjang saat musim hujan akan mengakibatkan daunnya rusak atau rontok. Sementara itu, harga sawi Rp 5 ribu hingga Rp 8 ribu per ikat, padahal dulu bisa sampai 3 ikat Rp 5 ribu. Untuk harga jagung manis sebesar Rp 5 ribu per tiga buah.
Sedangkan Pedagang Pasar Basah Mandonga, Mega menambahkan kenaikan harga sayuran ini berpengaruh terhadap penjualan. Kata dia, para pedagang mencari cara untuk tetap bisa memperoleh keuntungan namun tidak mengorbankan pembeli. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Tahir Ose