ZONASULTRA.COM, KENDARI – Rajap, salah seorang pemudik asal Kabupaten Muna merasa kesal dipermainkan oleh calo tiket di Pelabuhan Pangkalan Perahu Kendari. Pasalnya, harga tiket yang dibayar lebih mahal dari harga yang tertera di lembaran tiket.
Kepada zonasultra, Rajap mengirimkan lembaran tiket yang sudah dibeli itu. Di lembaran tiket Kapal Motor (KM) AL Sudais 21, pemberangkatan rute Kendari-Raha 1 Juni 2019 pukul 16.00 Wita. Nama penumpang pun sudah tercatat nama orang lain (Samsul) dan harganya Rp115 ribu. Namun, faktanya ia mengaku membeli tiket seharga Rp150 ribu.
Rajap bercerita, awalnya ia masuk di pelabuhan lalu menanyakan tiket menuju Pelabuhan Raha. Ketika di depan gerbang dirinya langsung dihampiri oleh seseorang sembari bertanya daaerah tujuannya mudik.
“Saya bilang mau ke Raha. Kata orang itu, tiket habis yang ada hanya non seat. Kalau mau, saya punya tiket yang punya ranjang, tapi harganya di-up Rp150 ribu,” kata Rajap kepada awak zonasultra melalui sambungan telepon, sambil menirukan gaya bicara orang yang diduga calo itu, Minggu (2/6/2019).
Pemuda asal Kabupaten Muna ini pun terpaksa menerima tawaran itu karena khawatir tidak mendapat tempat duduk. Ia menduga, cara yang dilakukan oleh penjual tiket itu adalah praktik percaloan yang sengaja menaikkan harga untuk keuntungan pribadi.
“Saya duga itu calo. Tiketnya habis diborong sama mereka. Karena banyak penumpang lain yang tidak kebagian tiket. Mereka bekerja seperti terorganisir, satu yang cari, yang lain eksekusi,” tegas Rajap.
(Baca Juga : Wali Kota Kendari Imbau Warga yang Mudik Berhati-hati)
Selain Rajap, ada pemudik lain yang mengalami nasib sama. Dia adalah Ria, mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari. Ria bahkan membeli tiket via telepon karena tiket telah habis.
“Saya awalnya pesan tiket biasa. Tapi habis. Terus ditawari tiket lain tapi harganya Rp150 ribu. Karena takut kehabisan tiket, maka saya ambilah tiket itu,” beber Ria.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kawasan Pelabuhan AKP Reda Irfanda membenarkan calo tiket memang masih ada di Pelabuhan Pangkalan Perahu itu. Beda halnya dengan Pelabuhan Nusantara Kendari yang ia klaim sudah tidak ada.
Pihaknya sempat menerima laporan dengan kasus yang sama pada Sabtu (1/6/2019). Penumpang mengeluhkan tiket harga Rp115 ribu dijual Rp150 ribu. Saat itu ia pun menerjunkan anggotanya untuk mencari calo yang dimaksud bersama pelapor. Namun, saat hendak menangkap, pelakunya sudah tidak ada di tempat.
“Pelapor sudah tidak mengenali wajah penjualnya sehingga kami tidak bisa menangkap pelakunya. Kami hanya mendatangi loket dan meminta pada pemilik kapal agar tidak memberikan tiket kepada yang tidak berangkat,” kata AKP Reda Irfanda saat dihubungi, Minggu (2/6/2019).
(Baca Juga : ASDP Baubau Angkut 19.572 Pemudik di Rute Terpadat)
Pihaknya terus berupaya mencegah praktik percaloan agar tidak terjadi lagi dengan mengimbau kepada loket untuk memberikan tiket kepada orang yang benar-benar berangkat, punya barang bawaan, dan tidak membenarkan menitipkan banyak tiket pada satu penumpang. (a)